Jakarta, CNN Indonesia -- Badak berbulu alias
Coelodonta antiquitatis sudah punah. Ilmuwan menemukan kemungkinan kepunahan itu akibat adanya ‘kelainan’ pada susunan kerangka hewan itu, yang tak ada pada badak modern saat ini.
Ilmuwan dari Naturalis Biodiversity Center di Leiden, Belanda, itu meneliti kerangka badak berbulu dan badak modern dari beberapa koleksi museum di Eropa dan Amerika. Mereka menemukan ada perbedaan susunan tulang yang ‘aneh’ pada badak berbulu.
Dalam studi yang dimuat di jurnal PeerJ itu, mereka menemukan bahwa badak berbulu dari zaman Pleistocene itu memiliki kondisi
cervical rib, di mana rusuk menempel ke serviks tulang belakang. Kondisi inilah yang disebut telah membuat badak itu berada dalam kondisi kritis sehingga akhirnya punah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada hewan modern,
cervical rib adalah kondisi abnormal. Rusuk memang tak membahayakan, tapi kondisi ini sering dihubungkan dengan perkawinan sedarah dan kegagalan perkembangan janin saat kehamilan.
Frietson Galis, salah satu penulis studi itu, mendapati persentase tinggi kondisi tulang seperti itu pada koleksi mammoth berbulu yang diamatinya pada studi sebelumnya. Dia pun penasaran ingin memeriksa hal itu pada badak berbulu, yang hidup pada rentang waktu yang relatif sama dengan mammoth berbulu. Ternyata permasalahannya kurang lebih sama.
“Temuan kami memang menunjukkan ada masalah pada populasi badak berbulu,” tutur Alexandra van der Geer, salah satu penulis studi itu, seperti dilansir Science Daily, baru-baru ini.
Dibandingkan dengan badak modern, ternyata tak ada kondisi kerangka abnormal seperti pendahulunya sehingga badak modern bisa bertahan.
Tapi itu bukan berarti populasi badak saat ini sehat-sehat saja. Yang jelas, badak termasuk satwa yang sangat terancam punah.
Berdasarkan data Save The Rhino, sampai akhir 2015, populasi badak dari seluruh spesies (ada 5 spesies) ada 30.000 ekor di seluruh dunia.
Badak hitam di Afrika bagian utara kini populasinya 5.040-5.458 ekor. Di Afrika bagian selatan ada badak putih yang populasinya 19.666-21.085 ekor.
Badak besar bercula satu di daratan Asia kini tinggal 3.500 ekor lebih. Kondisi memprihatinkan pada badak Sumatera dan badak Jawa.
Badak Sumatera tinggal sekitar 100 ekor dan badak Jawa tinggal 61-63 ekor di alam liar.
Badak-badak ini berkurang populasinya akibat perburuan liar untuk diambil culanya. Habitatnya pun banyak hilang akibat pembukaan lahan baru untuk pertanian, perkebunan, dan permukiman.