Ketapang, CNN Indonesia -- Sebanyak 29 Guru Garis Depan (GGD) telah ditugaskan di Kecamatan Hulu Sungai, Ketapang, Kalimantan Barat, sejak pekan lalu. Mereka ini berasal dari Sabang-Merauke.
Kondisi pendidikan di daerah itu memang memprihatinkan. Setiap sekolah dasar hanya punya satu guru Pegawai Negeri Sipil (PNS) saja, ditambah dengan guru kontrak dan guru honorer dari dana BOS. Belum lagi struktur dan infrastruktur pendidikan yang masih sangat terbatas.
GGD itu akan disebar di 12 desa. Total 22 SD, 3 SMP Negeri dan 1 SMA Negeri, di mana masing-masing mendapat satu sampai dua orang GGD. Mereka mendapat tugas selama 10 tahun baru bisa mutasi, ujarnya lagi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Camat Hulu Sungai, Andreas Hardi, M.Pd. merasa bersyukur atas kehadiran para GGD itu. “Kepada para GDD agar betah melasanakan tugas, karena mereka sudah dibina menjadi guru daerah terpencil dalam program SM-3T (Sarjana Membangun di daerah tertiinggal, terpencil dan terluar),” katanya, pekan lalu.
Dia menilai, sudah tepat para GGD ditempatkan di sekolah yang sangat kekurangan guru. Sebab selama ini hanya ada satu kepala sekolah yang berstatus PNS dibantu guru kontrak dan guru honorer yang digaji dengan dana BOS.
“Saya berharap semoga Guru Garis Depan sudah tahu tugasnya di daerah 3T tersebut, artinya mereka harus siap menghadapi segala tantangan, hambatan dan permasalahan di daerah terpencil,” ujar dia. “Mereka harus bisa beradaptasi dengan lingkungannya yang baru, dengan adat, suku, bahasa dan agama yang berbeda dengan GGD tersebut.”
Lebih lanjut pak camat mengatakan para GDD harus mencari keluarga baru di tempat tugasnya. “Kami masyarakat Hulu Sungai menerima GDD untuk bertugas dan selamat datang dan selamat memulai hidup baru sebagai bagian masyarakat Hulu Sungai,” ujar dia.