Jayapura, CNN Indonesia -- Papua merupakan wilayah Indonesia yang mengalami pertempuran langsung antara tentara Jepang melawan tentara Sekutu pada Perang Dunia II atau lebih dikenal sebagai Perang Pasifik.
Banyak situs arkeologi mengenai pertempuran itu di Papua. Antara lain berupa bekas pertempuran, lapangan terbang, gua-gua perlindungan, markas militer, serta peralatan tempur di permukaan tanah maupun yang terkubur dalam tanah maupun atau dalam air laut.
Hanya saja, kendala dalam melakukan penelitian arkeologi di situs-situs itu adalah masih adanya sisa bom ataupun peluru dan ranjau yang masih aktif, seperti di pesisir Pulau Wakde dan Pulau Liki di Kabupaten Sarmi, beberapa bom aktif terlihat mengeluarkan asap.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Padahal, kalau diteliti secara arkeologi, kita dapat mengetahui strategi pertempuran, sistem pertahanan, jenis-jenis peralatan tempur yang digunakan, serta dampak terhadap penduduk asli Papua.
Di perairan Biak, Numfor, Sarmi, Provinsi Papua, serta Sorong dan Raja Ampat, Provinsi Papua Barat terdapat bangkai pesawat tempur yang belum diteliti.
Sedangkan wilayah Papua lainnya yang mengandung situs-situs Perang Pasifik adalah Kota Jayapura, kawasan Danau Sentani, Pulau Wakde dan Pulau Liki, Pulau Owi, Sausapor, Pulau Dom, dan Pulau Jefman.
Situs-situs arkeologi itu perlu dilestarikan sebab dapat dijadikan sebagai obyek wisata nostalgia bagi turis Jepang maupun Amerika dan sekutunya.
Hanya saja kendala dalam pelestarian situs dan tinggalan arkeologi karena banyak situs yang telah rusak oleh korosi air laut. Atau rusak akibat ulah manusia yaitu diambil dan dijual sebagai besi tua.
Hari Suroto
Arkeolog di Papua