Jayapura, CNN Indonesia -- Yomokho merupakan sebuah bukit di tepi Danau Sentani. Lokasinya sekitar 200 meter sebelah barat lokasi Festival Danau Sentani. Pada masa prasejarah Bukit Yomokho pernah menjadi lokasi hunian manusia dan mereka beraktivitas di bukit ini.
Penelitian arkeologi di situs Yomokho, berhasil menemukan arang bekas perapian, sisa makanan berupa cangkang kerang danau dan kerang laut, pecahan gerabah, tengkorak manusia, tulang manusia, manik-manik dan peralatan dari batu.
Penanggalan umur situs Yomokho, dengan analisis karbon C14, diketahui bahwa manusia beraktivitas di situs ini sejak 2.590 tahun yang lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Manusia yang hidup di situs Yomokho pada saat itu bermukim di lereng bukit. Penghunian di tempat tinggi didasarkan pada lokasinya yang strategis aman dari serangan musuh.
Mereka hidup berburu dan memanfaatkan sumber makanan dari lingkungan sekitar Danau Sentani. Selain itu mereka juga mengenal penguburan dengan bekal kubur gerabah. Mereka percaya ada kehidupan lain setelah seseorang meninggal, maka si mati perlu diberi bekal gerabah.
Dalam kehidupan sehari-hari, gerabah mereka gunakan untuk merebus air, memasak papeda (bubur sagu), merebus ikan dan kerang. Sedangkan gerabah berukuran besar, digunakan untuk menyimpan air dan menyimpan tepung sagu.
Terkait dengan kerang laut yang mereka konsumsi, menunjukkan bahwa penghuni situs Yomokho dalam aktivitasnya telah melakukan kontak dengan masyarakat pesisir pantai.