Kisah Suku Bauzi yang Masih Senang Berburu

CNN Indonesia
Jumat, 27 Okt 2017 11:04 WIB
Tradisi prasejarah berburu dan mengumpulkan makanan dari hutan masih berlangsung hingga saat ini pada suku Bauzi yang tinggal di Mamberamo Raya, Papua.
Suku Bauzi di Pedalaman Papua siap berburu. (UGC CNN Student/Hari Suroto)
Jayapura, CNN Indonesia -- Tradisi prasejarah terutama tradisi berburu dan mengumpulkan makanan dari hutan masih berlangsung hingga saat ini pada suku Bauzi yang tinggal di Mamberamo Raya, Papua. Berburu masih termasuk sebagai kegiatan utama karena hewan buruan masih relatif melimpah. Masyarakat Bauzi yang tinggal di hulu Sungai Mamberamo meski kondisi tanahnya cocok untuk pertanian, tetap enggan bercocok tanam dan hanya meluangkan sedikit waktu untuk memelihara tanaman mereka.

Suku Bauzi tergolong semi nomadis yang secara penuh memanfaatkan ekosistem yang ada di daerah teritorinya. Mereka hidup dalam kelompok-kelompok kecil, berdasarkan marga dengan tempat tinggal yang sangat sederhana, yang mudah untuk dipasang dan dibongkar dengan cepat. Masing-masing marga menguasai suatu areal sagu di dekat sungai.

Suku Bauzi memanfaatkan areal-areal yang bisa diakses dengan perahu dan jalan-jalan setapak di hutan. Jarak perjalanan dengan menggunakan perahu ke bagian dalam hutan bergantung pada ketinggian air dan ukuran perahu. Aktivitas berburu, menangkap ikan dan meramu merupakan aktivitas yang dilakukan sepanjang tahun, akan tetapi banyak spesies yang hanya tersedia secara musiman. Hal ini tidak saja berlaku terutama untuk buah-buahan dan sayur-sayuran hutan, tetapi juga untuk spesies ikan dan hewan buruan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebagai contoh, babi hutan diburu sepanjang tahun, sementara untuk kura-kura dan sejumlah spesies burung hanya pada musim-musim tertentu. Selama periode mencari makanan dan berburu dalam hutan hujan di dataran rendah, ada kemungkinan mereka menanam pisang dan singkong yang tidak banyak memerlukan perhatian. Tanaman ini dipanen dan dikonsumsi untuk perburuan selanjutnya pada lokasi yang sama atau berdekatan.

Suku Bauzi suka memelihara anak babi hasil tangkapan, beternak babi bukanlah termasuk aktivitas utama mereka. Babi diburu dan dibunuh di tempat, bersama dengan beragam binatang-binatang berkantung seperti kanguru, bandikut, dan kuskus. Binatang buruan lain adalah kasuari dan jenis burung lainnya, kelelawar, biawak dan kura-kura.

Berburu merupakan kegiatan bagi keakraban kaum pria sejak dulu, dan para pria senang menceritakan dan mengulangi cerita perburuan mereka saat pulang ke rumah. Berburu juga dianggap sebagai kegiatan untuk bertukar pengetahuan tentang alam, dan mempelajari kebiasaan binatang serta melatih fisik untuk bisa bergerak dengan cepat.

Pengintaian biasanya digabungkan dengan strategi lainnya, seperti penyerangan mendadak: bersembunyi dan menunggu di dekat pohon yang menghasilkan makanan yang disukai binatang, di tempat-tempat binatang mencari minum, di pohon-pohon tempat burung jantan memancing perhatian si betina, dan di daerah yang lebih rendah dengan merobohkan dan membelah pohon-pohon sagu guna memancing babi-babi hutan mendekat dalam jarak sasaran panah.

Untuk berburu babi hutan, tombak dibuat dari kayu merbau. Anjing-anjing membantu menemukan dan memojokkan hewan-hewan berukuran besar, terutama kasuari dan babi-babi liar. Kedua binatang ini dapat dapat menjadi binatang berbahaya yang mematikan bagi para pemburu.

Kadangkala, perburuan melibatkan sekelompok laki-laki yang menggiring hewan buruan kepada pemburu-pemburu yang sedang menunggu atau babi digiring oleh anjing-anjing ke suatu tempat di mana ada orang yang telah bersiap berjaga untuk menembaknya dengan panah.

Sering kali satu regu pergi berburu babi pada malam hari. Seekor anjing pemburu yang baik, kerap kali diperkuat dengan kekuatan magis, adalah aset berharga bagi pemiliknya. Bila dipinjam dari pemiliknya, harus ada pembayaran yang harus dipenuhi.

Pemasangan perangkap adalah metode yang lazim dilakukan, yaitu dengan membuat lubang tersembunyi atau lubang dengan umpan dan jaring yang siap dijatuhkan saat buruan masuk dan tali perangkap. Kebanyakan kegiatan berburu menggunakan jerat simpul, yaitu menggunakan simpul hidup yang terbuat dari tali, dengan umpan potongan sagu. Berbagai perangkap digunakan untuk menangkap buruan, yang umum digunakan adalah perangkap simpul tali. Jerat dibuat dari sebatang pohon bambu atau kayu.

Selain memasang umpan, para pemburu kerap menggunakan tipuan yang juga bisa berhasil. Misalnya getah pohon diulaskan pada cabang-cabang pohon untuk memperdaya burung-burung, hal ini dilakukan terutama pada pohon-pohon buah atau ranting-ranting yang digunakan burung-burung jantan bertengger. Karena binatang kerap memiliki tempat tidur tetap, para pemburu umumnya mencoba menangkapnya pada malam hari.

Suku Bauzi juga memburu buaya. Buaya pada musim kering kebanyakan bersarang pada hamparan vegetasi terapung. Buaya diburu untuk diambil kulit dan dagingnya, kulit buaya sangat mahal harganya. Kegiatan berburu buaya ini dilakukan pada malam hari.

Teknik berburu buaya secara tradisional memiliki ciri khas, untuk menangkap buaya beberapa pria harus menyelam. Alat yang dipakai hanya tali rotan.  Kadang pemburu juga mempergunakan alat penikam dari kayu nibung (palem hutan).
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER