Bagaimana Masyarakat Pedalaman Papua Menyalakan Api

CNN Indonesia
Jumat, 27 Okt 2017 07:58 WIB
Sebelum mengenal korek api modern, suku-suku di Papua telah mengenal cara membuat api secara tradisional.
Anak suku Dani di Papua. (Foto: CNN Indonesia/Ardita Mustafa)
Jayapura, CNN Indonesia -- Sebelum mengenal korek api modern, suku-suku di Papua telah mengenal cara membuat api secara tradisional. Suku Mey Brat di Kawasan Danau Ayamaru, Papua Barat membuat api dengan cara memukul batu api pada batu lain, lentikan api yang keluar dari pukulan itu dibuat hingga mengenai bulu (sabut halus) kering dari pohon aren.

Suku Bauzi yang tinggal di tepi Sungai Mamberamo membuat api dengan cara  memukul batu api pada ruas bambu kering. Akibat gesekan antara batu dengan bambu kering menghasilkan lentikan api yang langsung membakar bulu kering nibung (sejenis palem hutan) yang telah disiapkan sebelumnya.

Sementara itu suku Mairasi yang tinggal di Kaimana membuat api dengan menggunakan pecahan piring keramik yang dipukulkan dengan cepat pada ruas bambu kering. Pukulan ini menghasilkan api yang langsung membakar bulu palem hutan. Batu api dengan bulu nibung disimpan dalam wadah dari bambu kecil. Wadah bambu ini dibawa kemana pun mereka pergi beraktivitas.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Suku Dani di Lembah Baliem membuat api dengan metode sekau balin, atau ”tali api”. Karena itu kemana pun mereka pergi, mereka selalu membawa segulung tali rotan, kayu dengan belahan di tengahnya, serta bulu-bulu kering pohon nibung, agar mereka dapat membuat api setiap kali mereka merasa dingin atau hendak membakar ladang, memasak dan sebagainya.

Untuk membuat api, kayu dengan bulu-bulu nibung yang diselipkan di dalam belahannya, diletakkan di tanah yang telah dilapisi dengan daun-daun kering, kemudian dilingkari dengan tali rotan. Sambil berdiri dengan kedua kaki di atas kayu, dan kedua tangan masing-masing memegang ujung tali rotan, tali tersebut digesek-gesek dengan kecepatan yang tinggi.

Panas yang ditimbulkan pada kayu, kemudian membakar bulu-bulu nibung, dan dengan beberapa tiupan saja sudah dapat menyala. Tali rotan yang yang digunakan tentu akan turut terbakar dan kemudian putus.

Suku Yali membuat api dengan menggunakan sebuah tali rotan sebagai korek api. Untuk membuat api, seorang suku Yali akan mengambil sepotong rotan dari pakaian mereka, kira-kira sepanjang 60 sentimeter. Rotan itu lalu dililitkan ke sepotong kayu yang diletakkan di atas tanah, dikelilingi dengan rumput dan dahan kering.

Lalu, lelaki itu akan berdiri, dengan masing-masing kaki menginjak ujung kayu. Dengan tangan, mereka akan menarik tali rotan yang dililitkan tadi dengan cepat naik turun digesekkan ke kayu, sampai keluar asap, api mulai menyala, dan ujung tali putus terbakar. Setelah itu, mereka menutupi kayu tersebut dengan rumput dan meniup sampai terjadi kobaran api yang besar.
Korek Api Tradisional Suku Bauzi Papua (UGC CNN Student/Hari Suroto)Korek Api Tradisional Suku Bauzi Papua (UGC CNN Student/Hari Suroto)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER