Bertanam di Area Sulit, Bukti Kejeniusan Suku Dani

Hari Suroto | CNN Indonesia
Kamis, 02 Nov 2017 09:54 WIB
Suku Dani di Lembah Baliem mengembangkan sistem pertanian yang menarik. Bahkan mereka terbilang jenius, bisa mengolah tanah dengan baik di lokasi yang sulit.
Anak-anak Suku Dani di depan honai mereka. (Foto: CNN Indonesia/Ardita Mustafa)
Jayapura, CNN Indonesia -- Lembah Baliem di pegunungan tengah Papua, terletak pada ketinggian 1600 meter. Lembah ini membentang sepanjang kurang lebih 60 kilometer dan lebarnya rata-rata 15 kilometer. Endapan lumpur dari hujan dan Sungai Baliem memenuhi sebagian besar permukaan lembah.

Sekitar 7000 tahun yang lalu, daerah berlumpur Kelela, Lembah Baliem, terbentuk endapan organik, yang merupakan nutrisi yang sangat penting bagi tumbuh-tumbuhan. Hal ini dimanfaatkan oleh manusia pada waktu itu untuk bertani buah merah (pandanus).

Suku Dani merupakan penduduk asli lembah ini. Legenda mereka menyebutkan bahwa leluhur Suku Dani asal usulnya dari gua-gua di wilayah Baliem.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Suku Dani sangat jenius mengolah tanah. Mereka memiliki prestasi yang luar biasa atas kehebatan pertanian di lahan yang sulit.

Lereng curam, kering, tandus, diolah menjadi petak-petak bertingkat, mengikuti bentuk lahan, yang kanan kirinya di antara petak-petak itu adalah saluran air pembuangan air hujan, agar lapisan tanah yang tipis tidak tersapu air hujan. Selain itu juga petak-petak model ini, mampu menjaga tanah dari longsor selama terjadi hujan dari waktu ke waktu. Mereka menanam ubi jalar atau singkong pada petak-petak ini.

Pada masa pemerintahan Belanda, ahli-ahli pertanian Belanda pernah mencoba meningkatkan hasil panen kebun ubi jalar Suku Dani dengan memberikan pupuk pabrik dan mengubah petak-petak menjadi sistem terasering. Tetapi ahli-ahli pertanian Belanda ini akhirnya menyerah, hasil yang diharapkan tidak tercapai, ternyata lebih rendah dari hasil produksi Suku Dani dan timbul tanah longsor.

Dengan teknik tradisional, Suku Dani mampu membuat kebun mereka sama produktif tidak kalah dengan petani-petani modern. (ded/ded)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER