Jayapura, CNN Indonesia -- Pedalaman Papua memiliki puluhan lapangan terbang perintis yang dibangun pada tahun 1957 hingga 1960-an oleh misionaris, dibantu oleh penduduk setempat.
Saat ini sebagian lapangan terbang sudah tidak difungsikan lagi karena sudah ada fasilitas jalan darat. Pada masa lalu lapangan terbang ini merupakan fasilitas vital yang menghubungkan pedalaman dengan Kota Jayapura.
Penerbangan perintislah yang mengubah peradaban zaman batu ke peradaban modern di pedalaman Papua. Pada waktunya nanti, lapangan terbang lama dan fasilitas pendukungnya ini bisa menjadi kajian arkeologi yang menarik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di negara lain, kajian arkeologis yang berkaitan dengan penerbangan sudah lama berkembang. Contohnya di Amerika Serikat. Kajian arkeologi penerbangan (aviation archaeology) di AS berkembang setelah Perang Dunia II.
Arkeologi penerbangan merupakan ilmu arkeologi yang fokusnya menemukan, mendokumentasikan situs penting yang berkaitan dengan sejarah penerbangan.
Obyek studi arkeologi penerbangan adalah lapangan terbang, fasilitas pendukung penerbangan, peralatan radio komunikasi penerbangan, jenis-jenis pesawat terbang, lokasi jatuhnya pesawat terbang, tata ruang pemukiman di sekitar lapangan terbang, serta peradaban baru sebagai dampak dari dibangunnya lapangan terbang.
Seorang arkeolog penerbangan harus bisa merekonstruksi mengapa sebuah pesawat bisa jatuh, faktor-faktor apa yang menjadi penyebab kecelakaan pesawat terbang pada masa lalu, faktor-faktor pemilihan lokasi sebagai lapangan terbang, pengetahuan cuaca terkait dengan penerbangan, jalur-jalur penerbangan, serta jenis-jenis komoditas yang diangkut menggunakan pesawat terbang.
(ded/ded)