Jakarta, CNN Indonesia -- Diserang sakit stroke hemoragik tak membuat Valiant Budi berhenti menulis. Selama masa pemulihan, menulis dijadikannya medium untuk melampiaskan frustasinya itu.
Sempat terbesit dalam hati bahwa kariernya akan selesai, tapi nyatanya ia malah berhasil menerbitkan buku novel yang berjudul
Forgotten Colors ini.
Forgotten Colors memang bukan novel yang diangkat dari kisah nyata, tapi Vabyo (sapaan akrab Valiant Budi) menghadirkan dirinya sebagai tokoh di dalam novel ini. Melalui novel ini, penulis memiliki keyakinan dan harapan untuk mengingat kembali dirinya juga beragam kenangan yang ia coba untuk mengingatnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pahit-manisnya kenangan manusia, tetap menjadi sebuah bagian dari perjalanan hidup manusia. Setiap kenangan yang ada (baik manis, maupun pahit), perlu diingat sebagai tanda jati diri.
Namun, beda bagi setiap orang yang sempat tanpa sengaja lupa akan kenangan mereka. Salah satunya adalah Arka, ia mengalami stroke yang menyerang otak kiri dan membuatnya lupa akan kenangan yang ia miliki.
Selama masa pemulihan, ia tak diam saja. Arka tetap berusaha untuk mengingat kenangan, tapi ia malah dihantui oleh mimpi-mimpi aneh bahkan sampai halusinasi.
Arka tidak sendirian ketika ia berusaha untuk menemukan kembali ingatan-ingatan yang sempat terlupakan olehnya. Bersama kekasihnya, Gelia, mereka bersama-sama untuk menemukan kenangan yang sempat terlupakan oleh Arka.
Gelia yang selalu percaya akan setiap halusinasi Arka ini tidak pernah bosan untuk mendengarkan setiap cerita Arka tentang mimpinya. Kejanggalan terasa ketika Arka menemukan jawaban-jawaban dari setiap mimpi-mimpinya, melalui seorang ibu-ibu yang Arka juluki “Ibu Payudara Satu”.
Arka mulai mengaitkan setiap mimpi atau halusinasinya pada kehidupan yang pernah Arka jalani sebelum ia menderita stroke. Tak disangka bahwa setiap mimpi-mimpinya itu merupakan kenangan Arka dalam wujud yang berbeda. Setiap tokoh yang ada dalam mimpinya ternyata merupakan orang-orang yang dikenalnya dalam dunia nyata.
Novel ini memiliki garis besar cerita yang terletak pada kekuasan pemerintah yang berkedok baik, tapi sebenarnya ada tindakan buruk yang mereka lakukan terhadap rakyatnya. Tindakan buruk tersebut tentu saja bertujuan untuk menguntungkan pemerintah dalam cerita ini.
Pada cerita ini, tindakan buruk pemerintah dilakukan oleh dinas pertamanan kota yang menangkap paksa Arka untuk menyetujui permintaan ambisius walikota untuk memperindah tamannya.
Novel ini juga ‘dibumbui’ cerita romantis antara Arka dan sang kekasih, Gelia. Gelia yang digambarkan sebagai tokoh yang ceria, serba ingin tahu, dan setia pada Arka, menjadi salah satu daya tarik dalam novel ini.
Penulis berhasil membuat kagum pembaca novelnya dengan karakter yang ada pada Gelia. Kehadiran Gelia dalam novel ini menjadi warna lain dalam perjalanan kisah pencarian kenangan masa lalu Arka. Gelia yang menjadi satu-satunya orang yang percaya akan mimpi-mimpi Arka ini berhasil membentuk sisi romantis dari novel ini.
Novel ini mengajarkan kita tentang hikmah dari penyakit dan pengenalan diri. Keputusasaan memang sering terjadi bagi orang-orang yang menderita penyakit di usia muda, tapi novel ini juga mengajarkan kita untuk tidak putus asa dan berpasrah pada keadaan.
Perlu ada semangat juang untuk mendapatkan kesembuhan. Selain itu, pengenalan diri lebih baik juga perlu dilakukan. Bentuk pengenalan salah satunya melalui kenangan yang ada. Novel ini cocok dibaca oleh pembaca yang menyukai alur cerita gabungan antara dunia mimpi dengan dunia nyata.
(ded/ded)