Jakarta, CNN Indonesia -- Pernahkah kamu menggunakan kendaraan umum seperti TransJakarta? Kendaraan umum ini telah menjadi penyelamat bagi setiap pelajar sekolah, mahasiswa/i, dan pekerja kantoran untuk membawa mereka ke tempat tujuan mereka masing-masing. Hanya dengan Rp3.500, TransJakarta siap membawa kamu menelusuri kota Jakarta.
TransJakarta adalah sistem transportasi Bus Rapid Transit (BRT) pertama di Asia Tenggara dan Selatan, yang sudah beroperasi sejak tahun 2004 di Jakarta, Indonesia.
Sistem ini didesain berdasarkan sistem TransMilenio yang sukses di Bogota, Kolombia. TransJakarta merupakan sistem BRT dengan jalur lintasan terpanjang di dunia sepanjang 208 Km, serta memiliki stasiun BRT yang tersebar dalam 13 koridor, yang awalnya beroperasi dari pukul 5 pagi hingga pukul 10 malam, dan kini beroperasi 24 jam di sebagian koridornya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada akhir tahun 2016, diperkirakan jumlah penumpang TransJakarta sudah mencapai 123,73 juta. Sungguh fantastis bukan?
Namun, tidak selamanya menggunakan jasa TransJakarta menyenangkan. Ada saja hal-hal yang kurang menyenangkan, yang sering dialami ketika kita menaiki bus umum yang memiliki warna khas putih, biru muda, dan biru tua ini.
Setiap harinya diperkirakan sekitar 350.000 orang menggunakan jasa transpotasi umum TransJakarta. Sehingga menyebabkan desak-desakan pada jam-jam sibuk.
Mengantre adalah salah satu budaya Indonesia yang seharusnya ditanamkan pada kita sejak kita kecil, bahkan hingga kita dewasa. Namun, hal ini masih menjadi tantangan, khususnya di dalam transportasi umum seperti TransJakarta.
Mengantre sepertinya adalah hal yang sulit dilakukan oleh masyarakat yang menggunakan jasa transportasi umum. Hal ini kerap dirasakan sangat mengganggu oleh sebagian besar masyarakat pengguna TransJakarta lainnya yang sudah terbiasa tertib mengantre.
Ketika pintu TransJakarta dibuka, serbuan dari calon penumpang yang akan masuk ke dalam bus terasa begitu hebat yang bisa menyebabkan bahaya bagi para penumpang itu sendiri.
“Pada saat itu saya sedang mengantre pulang dari Semanggi ke halte Kota. Nah, pas sudah sampai di halte Bendungan Hillir, saya nunggu bus. Pada saat nunggu bus, memang suasananya enggak terlalu ramai, tapi saat bus datang, semua yang ingin naik bus itu langsung datang entah dari mana. Pada saat pintu bus terbuka, penumpang yang mau masuk langsung mendorong penumpang yang ingin keluar. Jadi saya kejepit dan susah gerak dan yang paling membuat saya kesal, saya hampir ketinggalan bus,” kata Michael Djohan, mahasiswa LSPR Jakarta.
Ya, sepertinya hal ini sudah tidak heran dilakukan oleh penumpang yang ingin menggunakan jasa transportasi Transjakarta. Karena didesak waktu dan ingin mendapatkan tempat duduk, penumpang kerap mendorong satu sama lain tanpa menghargai penumpang sekitar, terutama para lansia.
Saya sendiri juga adalah salah satu penumpang setia TransJakarta dan saya kerap melihat kejadian seperti ini terjadi. Bahkan hal ini terjadi setiap kali saya mau masuk ke dalam bus. Ini adalah hal yang tidak seharusnya terjadi, karena masyarakat Indonesia dikenal akan kesopanannya. Namun kenyataannya hingga detik ini, hal inilah yang selalu terjadi di TransJakarta.
TransJakarta adalah salah satu transportasi umum yang selalu mengedepankan kenyamanan penumpangnya. Bukan saja memberikan kenyamanan kepada pekerja kantoran dan mahasiswa, TransJakarta juga selalu berusaha memberikan kenyamanan kepada penyandang disabilitas, lansia, ibu hamil, dan penumpang yang membawa bayi.
Namun hal itu sering diabaikan oleh sebagian penumpang yang menggunakan tempat duduk di dalam bus. Saya sering melihat banyak pekerja muda dan mahasiswa/i yang berpura-pura bermain handphone atau berpura-pura tidur agar tempat duduknya tidak diambil.
Yang paling membuat saya menggelengkan kepala adalah, mereka berpura-pura bermain handphone dan tidur agar tempat duduknya tidak diambil oleh penyandang disabilitas, lansia, ibu hamil, dan penumpang yang membawa bayi.
Penumpang sekitar pun seakan bisu dan tidak peduli dengan keadaan ini. Sebab semua penumpang sibuk menghibur diri dengan bermain handphone.
Hal ini tentunya adalah isu yang harus diselesaikan pengelola TransJakarta dan juga penumpang. Saya sebagai penumpang merasa bahwa sejauh ini pelayanan TransJakarta sudah cukup memuaskan, namun dapat lebih ditingkatkan lagi, khususnya untuk ditambahkannya penjaga yang dapat mengatur penumpang di dalam bus. Sehingga tempat duduk khusus penyandang disabilitas, lansia, ibu hamil, dan penumpang yang membawa anak dapat diduduki oleh orang yang tepat.
Penumpang pun harus dapat mengetahui hak-haknya sebagai penumpang dan tata krama di kendaraan umum. Seperti mengantre ketika masuk ke dalam bus, memberikan tempat duduk kepada yang lebih membutuhkan, dan lainnya.
Saya berharap dengan tulisan ini, lebih banyak lagi masyarakat sadar akan pentingnya mengantre dan menghargai orang-orang sekitar di dalam transportasi umum. Terkhususnya ibu hamil, lansia, penyandang disabilitas, dan penumpang yang membawa bayi. Tentunya, saya juga berharap TransJakarta dapat lebih memaksimalkan pelayanannya, sehingga lebih banyak masyarakat mau menggunakan TransJakarta dan dapat mengurangi kemacetan.
(ded/ded)