Jakarta, CNN Indonesia -- Menjangkitnya virus difteri yang menyebar akhir-akhir ini membuat masyarakat was-was sekaligus khawatir terhadap virus yang mematikan ini. Beberapa waktu lalu Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Esa Unggul berinisiatif untuk melakukan imunisasi gratis kepada mahasiswa yang berumur 19 tahun ke bawah, bekerjasama dengan Puskesmas wilayah kebon Jeruk.
Kasat Pel UPK Puskesmas Kebon Jeruk Marzunanta mengatakan program imunisasi yang dilakukan dengan mahasiswa merupakan langkah pemerintah yakni Departemen Kesehatan untuk menanggulangi penyebaran virus diferti kepada masyarakat, khususnya kalangan anak muda usia 19 tahun ke bawah. Dipilihnya anak muda berusia 19 tahun ke bawah dikarenakan daya imunnya masih sangat rendah sehingga rentan untuk terjangkit virus difteri.
Marzunanta pun menjelaskan proses dari imunisasi difteri yakni pertama mahasiswa terlebih dahulu melakukan registrasi pendataan peserta imunisasi dengan mengisi nama, telepon dan usia, tahap kedua yakni screening yakni mahasiswa akan di-screening ditanyakan mengenai riwayat penyakitnya serta memastikan bahawa mahasiswa yang melakukan imunisasi tersebut dalam keadaan sehat. Tahap ketiga yakni penyuntikan imunisasi, yang dilakukan oleh perawat dan dokter puskesmas. Sementara tahap terakhir yakni observasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Ada empat tahapan dalam melakukan imunisasi ini, pertama registrasi, kedua screening ketiga penyuntikan imunisasi dan yang terakhir observasi. Observasi ini dilakukan agar mahasiswa yang telah disuntik tidak merasakan trauma psikologis sekaligus sosialisasi untuk kembali melakukan Imunisasi mulai dari 1 hingga 6 bulan ke depan,” ujar Marzunanta.
Dia meyakinkan kepada para mahasiswa untuk tidak takut atau minder untuk melakukan imunisasi ini, karena proses penyuntikan imunisasi dilakukan dengan cepat dan tepat serta tidak terasa sakit. ”Dan kalian juga jangan minder menganggap imunisasi itu hanya untuk bayi, namun imunisasi juga bisa dilakukan oleh para anak muda,” tuturnya.
Marzunanta menjelaskan anak muda harus aware dan mengetahui gejala-gejala virus difteri menyerang seseorang. Gejala yang timbul jika terserang penyakit ini di antaranya terbentuknya lapisan tipis berwarna abu-abu yang menutupi tenggorokan, Demam +38 C, sakit waktu menelan dan suara serak, sulit bernafas, leher membengkak dan lemas dan lelah.
Marzunanta berharap dari imunisasi ini dapat menjaring para mahasiswa yang umurnya masih rentan terkena virus, agar virus ini dapat diminimalisir penyebarannya pada masyarakat. “Harapanya dari imunisasi ini mampu mencapai target 2000 mahasiswa untuk kita imunisasi, untuk itu kami yakin penyebaran difteri pada anak muda di kalangan anak muda khususnya wilayah Kebon Jeruk dapat diminimalisir,” katanya.
Imunisasi cegah Diferti ini dilakukan di lantai 7 gedung utama Universitas Esa Unggul. Mahasiswa pun tampak antusias mengikuti imunisasi ini, meskipun ada sejumlah mahasiswi yang takut dan ragu untuk melakukan imuniasi ini namun jalannya imunisasi berlangsung tertib dan kondusif. Yuk terapkan hidup sehat.
(ded/ded)