Jakarta, CNN Indonesia -- Berawal dari kesukaan membaca dan menulis serta keinginannya untuk memberikan akses buku-buku miliknya kepada masyarakat, Edi Dimyati atau yang lebih akrab disapa Kang Edi mendirikan sebuah Taman Baca Masyarakat (TBM). Taman Baca tersebut diberi nama “Kampung Buku” dan didirikan pada 23 Januari 2010.
Pada masa awal berdirinya, TBM ini hanya berdiri di sebuah saung kayu berukuran 3X4 meter. Namun, seiring berjalannya waktu saung kecil ini pun mulai dimakan oleh rayap, dan koleksi buku yang dimiliki pun kian bertambah. Akhirnya, Kampung Buku berpindah tempat ke bangunan permanen yang lebih luas untuk menampung lebih dari 3.000 koleksi yang ada di TBM ini, mulai dari komik hingga novel terjemahan.
TBM yang terletak di Jalan Abdul Rahman RT012/05, Gg. Rukun Cibubur, Jakarta Timur ini tak hanya menyediakan buku-buku bacaan yang dapat diakses secara cuma-cuma, tetapi juga menyelenggarakan beberapa kegiatan yang diselenggarakan secara berkala di dalamnya. Kegiatan seperti menulis, menari, hingga belajar bahasa Inggris yang dilaksanakan tidak dipungut biaya sedikit pun. Pengunjung kampung buku berusia antara 3—17 tahun. Selain kegiatan tersebut, Kampung Buku juga memiliki sebuah gerakan yang dinamakan “Kotak Baca”.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kotak Baca ialah sebuah kotak berisikan buku-buku dan diletakkan di tempat yang biasanya dijadikan tempat berkumpul anak-anak. Tujuan utama dari Kotak Baca adalah mendekatkan bacaan untuk anak-anak sekitar tanpa perlu mengunjungi Kampung Buku setiap harinya untuk mengakses buku.
Sampai saat ini, Kotak Baca hanya tersedia satu unit yang terletak di Jalan Abdul Rahman RT016/05, Jakarta timur. Kang Edi berharap ke depannya jumlah Kotak Baca akan bertambah agar semakin banyak anak yang dapat mengakses buku bacaan.
(ded/ded)