Taichung, CNN Indonesia -- Taiwan merupakan sebuah negara yang beberapa tahun belakangan ini semakin diminati menjadi negara tujuan untuk melanjutkan studi bagi pelajar asal Indonesia. Menurut data per tahun 2017 dari Perwakilan Pemerintah Indonesia di Taiwan (KDEI Taipei), tercatat lebih dari 5.000 mahasiswa Indonesia saat ini sedang menimba ilmu di Taiwan. Sementara itu, mahasiswa asal Sumatera Utara sendiri di Taiwan jumlahnya cukup banyak yaitu lebih dari 300 orang, yang sedang belajar di program sarjana, master maupun doktor dengan bidang studi yang berbeda-beda.
Meski untuk bisa diterima di perguruan tinggi di Taiwan sedikit lebih mudah dibandingkan perguruan tinggi yang ada di negara tetangga seperti Jepang dan Korea Selatan, namun bila ditinjau dari segi kualitas pendidikan dan fasilitas, kualitas pendidikan dan fasilitas perguruan tinggi di Taiwan tidak beda jauh. Di samping itu, pemerintah Taiwan juga banyak memberikan beasiswa kepada mahasiswa internasional, termasuk mahasiswa yang berasal dari Indonesia, baik itu beasiswa pemerintah, universitas dan laboratorium serta beasiswa dari professor. Hal ini pulalah yang menjadi magnet bagi mahasiswa Indonesia untuk memutuskan berkuliah di Taiwan.
Selama menimba ilmu di Taiwan, mahasiswa Indonesia sebenarnya cukup aktif dalam memperkenalkan kebudayaan Indonesia dari Sabang sampai Marauke. Beragam pertunjukan, seperti drama musikal, tari-tarian, jajanan kuliner khas Indonesia sering ditampilkan dan disuguhkan di setiap acara kebudayaan di masing-masing kampus yang terdapat mahasiswa Indonesianya. Seperti baru-baru ini, mahasiswa Indonesia di kampus National Chung Hsing University (NCHU) di Kota Taichung mengadakan acara kebudayaan dengan mengambil tema Sumatera Utara. Asosiasi mahasiswa Indonesia di kampus NCHU yang didominasi oleh mahasiswa asal Sumatera Utara dan disusul dari Jakarta dan Pulau Jawa, mempersembahkan tarian Tor-Tor Jeges.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah seorang penari Tor-Tor, Nova Syntia Siringo, yang juga mahasiswa NCHU merasa sangat bangga dengan kebudayaan Indonesia khususnya dari daerah asalnya Sumatera Utara. "Meski sedang berada di luar negeri, kita tidak boleh lupa dengan budaya daerah," katanya.
 Foto: UGC CNN Student/Flemming Panggabean |
Sementara itu ketua pelaksana kegiatan, Flemming Panggabean, yang juga mahasiswa di kampus NCHU menjelaskan alasan pemilihan tema dengan mengangkat budaya Sumatera Utara, adalah ingin menceritakan kepada pengunjung bahwa Indonesia juga merupakan bagian dari Bangsa Austronesia yang melakukan emigrasi ribuan tahun yang lalu dari daratan Cina Selatan. Ada yang singgah dan menetap di negeri Formosa (Taiwan), ada yang ke Filipina, Malaysia, Thailand dan Indonesia, seperti suku Batak. Sebagai bukti yang menunjukkan suku asli Taiwan dan suku Batak masih dalam rumpun Bangsa Austronesia, terdapat kemiripan dari segi bahasa, hasil kerajinan tangan berupa tenunan ulos dan tradisi lainnya.
Acara yang diadakan rutin setiap tahun ini, apabila dikemas dengan baik dan diselenggarakan tidak hanya di dalam kampus, namun juga di luar kampus, tentu akan bisa menarik perhatian banyak orang, baik itu orang Taiwannya sendiri, maupun orang asing yang sedang menetap di Taiwan. Sebagai tambahan, acara kegiatan yang seperti ini tentu akan sangat berguna dalam mempromosikan budaya dan pariwisata Indonesia, sehingga dapat membantu meningkatkan angka kunjungan wisatawan asing, khususnya dari Taiwan ke Sumatera Utara dan daerah-daerah lain di Indonesia.
 Foto: UGC CNN Student/Flemming Panggabean |
Pada acara kebudayaan itu, tidak lupa pula disajikan makanan khas asal Indonesia seperti martabak, klepon, bakwan goreng, tempe goreng, kue nastar, kue bolu, produk mi instan serta minuman berupa susu soda, kopi Sumatera, teh botol, yang membuat para pengunjung sangat antusias dan bersedia mengantre demi mencicipi kuliner Indonesia tersebut.
Flemming Pangabean
Mahasiswa Doktor di NCHU Taiwan
Pendiri Forum Diaspora Sumatera Utara - Taiwan & Pengajar Bahasa dan Budaya Indonesia di Kota Taichung, Taiwan
(ded/ded)