Cerita Sejarah Kerajaan Medang 'Mataram Kuno'
Mungkin banyak orang asing dengan nama Kerajaan Medang, salah satu kerajaan besar yang pernah eksis di Indonesia. Kerajaan Medang merupakan kerjaan dengan sektor pertanian sebagai sumber pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.
Kerajaan Medang juga sering disebut sebagai Kerajaan Mataram Hindu atau Kerajaan Mataram Kuno. Kerajaan Medang dijalankan oleh dua kubu dalam satu wangsa atau dinasti. Dinasti Syailendra terpecah menjadi pemuja Siwa dan Syailendra penganut Buddha Mahayana.
Syailendra pemuja Siwa berkuasa di Jawa, sementara Sailendra pemuja Buddha Mahayana berkuasa di Sumatera. Syailendra pemuja Siwa dipimpin oleh Rakai Pikatan, sementara Syailendra pemuja Buddha dipimpin oleh Balaputradewa.
Sejarah berdirinya Kerajaan Medang tercatat dalam sebuah prasasti Canggal yang ditemukan di dalam komplek Candi Gunung Wukir, di Kabupaten Magelang.
Dalam ukiran aksara Pallawa dalam Bahasa Sansekerta disebutkan nama Sanjaya sebagai orang yang mendirikan Kerajaan Medang.
Awal Mula Berdiri Kerajaan Medang
Menurut catatan prasasti Canggal, Kerajaan Medang berdiri pada 732 dan berakhir pada 1016 M menurut prasasti Pucangan. Catatan dalam prasasti disebutkan bahwa di sebuah daerah bernama Yawadwipa (pulau Jawa) terdapat seorang raja dengan berkat alam seperti beras dan emas yang melimpah.
Raja bernama Sanna atau Bratasenawa merupakan seorang raja yang adil, bijaksana, dan mahir berperang, juga murah hati kepada rakyatnya.
Sepeninggal Raja Sanna, kursi pemerintahan digantikan oleh putra dari saudara perempuannya, Sannaha, yang bernama Sanjaya.
Raja Sanjaya yang bergelar Rakai Mataram melanjutkan memerintah Kerajaan Medang dengan bijaksana, adil, religi, yang membuat rakyatnya sejahtera dan taat beragama.
Kerajaan Medang pecah kongsi saat Raja Sanjaya wafat dan digantikan oleh putranya, Rakai Panangkaran.
Masa Jaya Kerajaan Medang
Masa jaya Kerajaan Medang terjadi saat wangsa atau dinasti Syailendra memerintah pada abad ke-8. Sebagai catatan, terdapat tiga wangsa bercorak Hindu-Buddha yang berkuasa saat itu, yakni Dinasti Sanjaya, Syailendra, dan Isyana.
Kerajaan Medang mengalami masa jaya saat periode pemerintahan Rakai Panangkaran (760-780M) hingga Rakai Watukura Dyah Balitung (898-915 M).
Selama 150 tahun, Kerajaan Medang mengalami perkembangan pesat di berbagai bidang seperti kesenian, budaya, sosial, dan militer.
Dalam kesenian dan budaya, terlihat dari mekarnya arsitektur Jawa kuno berupa pembangunan candi, prasasti, dan monumen sepanjang dataran Kedu hingga Kewu. Dataran Kedu merupakan tanah vulkanik yang dikelilingi gunung berapi di Jawa Tengah (Sumbing, Sindoro, Merbabu, Merapi, Menoreh).
Sementara dataran Kewu merupakan tanah vulkanik yang membentang mulai dari lereng Merapi, Sewu, hingga lembah sungai Bengawan Solo. Candi, prasasti, dan monumen banyak dibangun di era dinasti Syailendra.
Simak ulasan selengkapnya mengenai Kerajaan Medang di halaman berikutnya...