Majas Paradoks: Pengertian, Ciri-Ciri, dan Contohnya
Majas paradoks merupakan salah satu macam majas pertentangan. Paradoks sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu paradoxos yang berarti pernyataan yang bertentangan.
Lantas, apa itu majas paradoks? Menurut ahli bahasa, Gorys Keraf dalam buku Diksi dan Gaya Bahasa (2010), paradoks adalah gaya bahasa yang mengandung pertentangan nyata dengan fakta-fakta yang ada.
Lihat Juga : |
Paradoks, kata dia, dapat juga berarti semua hal yang menarik perhatian karena kebenarannya. Hal itu dapat terlihat dari kata-kata yang bertentangan dalam sebuah kalimat.
Sementara itu, linguis atau ahli ilmu bahasa yang lain, Henry Guntur Tarigan mengatakan pengertian paradoks adalah suatu pernyataan yang bagaimana pun diartikan selalu berakhir dengan pertentangan.
Menurut KBBI, majas adalah cara melukiskan sesuatu dengan jalan menyamakannya dengan sesuatu yang lain atau kiasan.
Sementara itu, pengertian kata paradoks adalah pernyataan yang seolah-olah bertentangan atau berlawanan dengan pendapat umum atau kebenaran, tetapi kenyataannya mengandung kebenaran atau bersifat paradoks.
Secara sederhana, gaya bahasa paradoks dapat diartikan sebagai salah satu majas dengan ciri-ciri adanya pertentangan antara satu kata lain dan kata lainnya di dalam sebuah kalimat.
Paradoks adalah salah satu majas yang masuk dalam gaya bahasa pertentangan. Ciri utama majas dalam kategori tersebut adalah pertentangan antara hal yang satu dan hal yang lainnya.
Beberapa majas yang masuk kategori ini adalah ironi dan paralipsis. Karena tergolong dalam kategori yang sama, maka ada beberapa kemiripan meskipun fokus dari setiap jenisnya berbeda.
Majas ironi misalnya, fokus pada pertentangan makna dengan maksud berolok-olok. Sementara itu, paralipsis menekankan adanya koreksi yang jelas menggunakan kata-kata tertentu agar kata yang bertentangan tersebut jadi tidak bermasalah.
Contoh Majas Paradoks
Agar lebih memahami konsepnya, berikut contoh penerapan majas paradoks yang menekankan pada fakta yang ada.
- Dia kesepian di tengah keramaian kota
- Petani itu mati di kelaparan di tengah-tengah hasil panennya yang berlimpah
- Lelaki itu merasa tenang di tengah kebisingan kota
- Anak itu merasa terikat norma di tengah kebebasan berpendapat
- Orator baru itu terlihat takut di tengah-tengah pendemo yang berani menyampaikan ketidakadilan
- Hatiku selalu sejuk saat bertemu kamu meski cuaca sangat panas di sini
- Meski kakek sudah tua, semangat belajarnya seperti anak muda
- Tampilannya seperti orang malas namun di balik itu dia selalu rajin bekerja dan taat beribadah
- Hanya kelembutan ibu yang dapat meluluhkan sifat ayah yang kaku
- Aneh sekali, pengunjung sangat banyak pendapatan masih sedikit terus
- Meski dirimu jauh video call mendekatkan kita
- Ciri-ciri orang bijak di kerumunan adalah selalu tenang ketika banyak orang kebingungan
Dari contoh-contoh di atas dapat terlihat pertentangan yang dialami subjek dengan situasi yang terjadi di hadapan atau yang dialaminya (fakta).
Hal tersebut berbeda dengan ironi yang fokus pada pertentangan dengan maksud mengolok-olok. Contoh penggunaan majas ironi, misalnya:
- Wah, ruangannya rapi sekali ya, ada puntung rokok; gelas dan piring kotor di setiap sudut lantai
- Kamu bangunnya cepat sekali, sekarang sudah jam 9 dan kelas sudah dimulai
- Saya sangat percaya dengan kata-katamu, setiap janjimu tak ada yang pernah terlaksana
Begitu pun dengan paralepsis. Majas ini mencoba mengoreksi kata-kata sebelumnya dengan kata baru yang dipisahkan dengan kata interupsi atau sejenisnya. Contoh penggunaan majas paralepsis, misalnya:
- Semoga Tuhan Yang Mahakuasa tidak mengijabah doa kita ini, (maaf), maksud saya mengabulkannya
- Tidak ada yang sayang dengan kamu (maaf) yang saya maksud membenci kamu di sini.
- Masyarakat sudah tahu bahwa anak saya tidak mau mengawini (saya silap), tidak mau menceraikan istrinya yang cantik dan baik hati itu.
Itulah pengertian majas paradoks, contoh-contohnya, serta perbedaannya dengan majas lain yang termasuk dalam gaya bahasa pertentangan.
Lihat Juga : |