7 Fungsi Beriman kepada Qada dan Qadar, Percaya Ketetapan Allah
Setiap Muslim perlu memahami fungsi beriman kepada qada dan qadar. Sebab, beriman kepada qada dan qadar perlu dilakukan karena merupakan rukun iman keenam.
Masing-masing rukun iman perlu dipercaya sebagai pedoman bagi Muslim untuk menjalankan ibadah kepada Allah SWT. Begitu pula dengan percaya kepada qada dan qadar.
Lihat Juga : |
Mengutip Buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMA/SMK Kelas XII Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, berikut penjelasan mengenai qada dan qadar.
Pengertian Qada dan Qadar
Secara bahasa, qada berarti ketetapan, ketentuan, ukuran, takaran, atau sifat. Sedangkan secara istilah, qada adalah ketetapan Allah. Ketetapan ini sesuai dengan kehendak-Nya dan berlaku untuk seluruh makhluk hidup di alam semesta ini.
Sementara qadar secara bahasa adalah takdir atau ketetapan yang telah terjadi, keputusan yang diwujudkan.
Secara istilah, qadar merupakan ketetapan atau keputusan Allah yang memiliki sifat maha kuasa atas segala ciptaan-Nya, baik berupa takdir baik atau buruk.
Singkatnya, qada adalah ketetapan yang masih bersifat rencana. Jika ketetapan itu sudah terwujud atau menjadi kenyataan disebut takdir atau qadar.
Artinya, qadar merupakan perwujudan atau realisasi dari qada. Hubungan antara qada dan qadar sangat erat dan tidak dapat dipisahkan.
Pengertian Beriman kepada Qada dan Qadar
Pengertian beriman kepada qada dan qadar adalah percaya terhadap ketetapan Allah sejak sebelum alam semesta terbentuk dan ketetapan Allah yang sudah terjadi.
Artinya, setiap Muslim harus percaya dengan rencana dan takdir Allah. Sebab, percaya kepada rencana dan takdir Allah adalah pedoman dalam menjalankan ibadah kepada Allah.
Percaya kepada qada dan qadar rukun iman keenam yang harus diamalkan oleh setiap Muslim.
Dalil Beriman kepada Qada dan Qadar
Berikut dalil beriman kepada qada dan qadar. Salah satunya tertuang dalam surah At-Taubah 9:51 sebagai berikut.
قُل لَّن يُصِيبَنَآ إِلَّا مَا كَتَبَ ٱللَّهُ لَنَا هُوَ مَوْلَىٰنَا ۚ وَعَلَى ٱللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ ٱلْمُؤْمِنُونَ
Artinya: Katakanlah, 'Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah untuk kami. Dialah Pelindung kami, dan hanya kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakal.'
Selain itu, juga tertuang dalam surah An-Nahl 6: 61 sebagai berikut.
ۖ فَإِذَا جَآءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَـْٔخِرُونَ سَاعَةً ۖ وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ
Artinya: Maka apabila telah tiba waktunya (yang ditentukan) bagi mereka, tidaklah mereka dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak (pula) mendahulukannya.
Lihat Juga : |
Fungsi Beriman kepada Qada dan Qadar
Setiap Muslim perlu beriman kepada qada dan qadar karena apa pun kenyataannya, umat Islam tetap harus yakin bahwa ada hal baik di balik setiap rencana dan takdir dari Allah.
Setiap rencana dan takdir itu mengandung hikmah bagi manusia.
Berikut fungsi beriman kepada qada dan qadar atau hikmah dari percaya terhadap ketetapan Allah SWT.
1. Mendorong kemajuan dan kemakmuran
Percaya kepada rencana dan takdir Allah dapat mendorong kemajuan dan kemakmuran. Sebab, ketika percaya dengan rencana dan takdir Allah, maka manusia akan berusaha mengerti rencana dan takdir tersebut.
Upaya mengerti itu bisa diwujudkan dengan menyelidiki dan mempelajari alam semesta yang merupakan ciptaan Allah.
Dengan mengimani takdir, manusia dapat mempelajari suatu hukum pasti, sehingga menghasilkan kemajuan berupa ilmu pengetahuan dan teknologi bagi kemakmuran hidup manusia ke depan.
2. Menghindari sifat sombong
Perlu diketahui bahwa rencana dan takdir hidup setiap manusia sejatinya sudah dibuatkan oleh Allah.
Artinya, jika manusia mendapat kesuksesan, jabatan yang tinggi, menjadi penguasa, harta melimpah, dan lainnya, ia seharusnya tak perlu sombong, karena memang sudah direncanakan dan ditakdirkan oleh Allah.
Sebaliknya, manusia justru harus rendah hati karena sukses bukan cuma berkat usahanya sendiri, tetapi telah menjadi ketetapan dan atas izin Allah.
Tanpa pertolongan Allah, manusia tidak akan mampu memperoleh kesuksesan tersebut.
3. Melatih berprasangka baik
Iman kepada rencana dan takdir Allah akan melatih manusia untuk terus berprasangka baik. Sebab, ia percaya akan ketetapan Allah dan ketetapan Allah adalah hal yang baik.
Sementara apa yang manusia inginkan sejatinya belum tentu berakibat baik sepenuhnya. Maka dari itu, manusia perlu mengimani rencana dan takdir Allah agar terus berprasangka baik akan ketetapan dari Yang Maha Kuasa.
4. Melatih kesabaran
Seseorang yang beriman kepada qada dan qadar akan terlatih kesabarannya.
Sebab, jika apa yang diinginkan belum tercapai, maka ia akan terus sabar, tabah, dan tidak putus asa berusaha serta senantiasa berdoa untuk mencapai hal tersebut agar diberikan izin oleh Allah.
Sebaliknya, ketika tidak beriman kepada rencana dan takdir Allah, maka manusia akan mudah stres, putus asa, dan tergoncang jiwanya karena keinginannya tak juga terpenuhi.
5. Terhindar dari sifat ragu dan penakut
Hikmah beriman kepada qada dan qadar sejatinya bisa menghindarkan manusia dari sifat ragu dan penakut.
Sebaliknya, percaya kepada rencana dan takdir Allah menjadikan manusia pemberani, bersemangat, dan tidak gentar sedikit pun untuk maju.
Sebab, jika sudah menjadi ketetapan Allah, maka segala sesuatu tidak ada yang mustahil, termasuk hal-hal yang bisa menggetarkan keberanian dalam diri, seperti kematian.
6. Melatih diri untuk bersyukur
Melansir Sumber Belajar Kemendikbudristek, iman kepada qada dan qadar juga berfungsi untuk melatih diri agar senantiasa bersyukur atas semua yang telah Allah berikan.
Misalnya, ketika diberi musibah, manusia tetap harus bersyukur karena musibah adalah cobaan yang Allah berikan untuk kebaikan umat dan tentunya tidak ada cobaan yang diberikan di luar batas kemampuan manusia.
7. Mendekatkan diri kepada Allah
Fungsi beriman kepada qada dan qadar dapat mendekatkan diri kepada Allah. Sebab, manusia yang percaya ketetapan Allah akan menganggap semua yang didapatnya merupakan karunia Allah.
Dengan begitu, ia semakin ingin dekat dengan Allah agar senantiasa diberi karunia-karunia lain dalam hidup.
(uli/fef)