Kajian sosiologi tak hanya berisi soal nilai dan norma, interaksi sosial, hingga penyimpangan sosial, tetapi juga pengendalian sosial. Lantas, apa itu pengendalian sosial dalam sosiologi?
Dikutip dari Buku Pendalaman Materi Sosiologi (2011) karya Tjipto Subadi, berikut pengertian pengendalian sosial menurut beberapa ahli.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Pengendalian sosial menurut Peter Ludwig Berger
Sosiolog Peter Ludwig Berger menyatakan pengertian pengendalian sosial adalah cara yang digunakan masyarakat untuk menertibkan anggotanya yang membangkang.
2. Pengendalian sosial menurut Roucek dan Warren
Sosiolog Roucek dan Warren menyatakan pengertian pengendalian sosial adalah suatu istilah kolektif yang mengacu pada proses terencana di mana individu dianjurkan, dibujuk, ataupun dipaksa untuk menyesuaikan diri pada kebiasaan dan nilai hidup kelompok.
3. Pengendalian sosial menurut Bruce J. Cohen
Dilansir dari Modul Belajar Mandiri Calon Guru ASN dan PPPK Bidang Studi IPS Sosiologi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, menurut sosiolog Bruce J. Cohen, pengertian pengendalian sosial adalah cara atau metode yang digunakan untuk mendorong seseorang agar berperilaku selaras dengan kehendak kelompok atau masyarakat tertentu.
Dari definisi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pengendalian sosial adalah cara yang dilakukan oleh sekelompok orang untuk mewujudkan kondisi tertib dan seimbang di dalam masyarakat sekaligus mencegah terjadinya penyimpangan sosial.
Berikut fungsi pengendalian sosial.
Berikut bentuk-bentuk pengendalian sosial yang dapat ditemukan di lingkungan masyarakat sebagai tujuan untuk mencegah perilaku menyimpang.
Gosip merupakan bentuk pengendalian sosial yang diyakini masyarakat mampu untuk membuat pelaku pelanggaran sadar akan perbuatannya dan kembali pada perilaku yang sesuai dengan nilai dan norma dalam masyarakat.
Teguran merupakan peringatan yang ditujukan kepada pelaku pelanggaran. Teguran dapat berbentuk lisan maupun tertulis. Tujuannya agar pelaku pelanggaran segera menyadari kesalahannya.
Hukuman adalah sanksi negatif yang diberikan kepada pelaku pelanggaran, baik secara tertulis maupun tidak tertulis. Hukuman dapat diberikan oleh lembaga formal dan nonformal.
Pendidikan adalah pemberian bimbingan kepada pelaku pelanggaran. Biasanya diberikan oleh lembaga di lingkungan keluarga maupun masyarakat.
Pengendalian sosial melalui agama diberikan agar pelaku pelanggaran menyadari pedoman hidupnya, sehingga menjalankan kewajibannya dan menjauhi larangannya.
Kekerasan fisik adalah penyadaran akan pelaku pelanggaran melalui tindakan fisik. Terkadang hal ini dilakukan setelah memberikan bentuk-bentuk pengendalian lain, namun kadang kala langsung melalui kekerasan fisik.
Setelah mengetahui apa itu pengendalian sosial dalam sosiologi serta fungsi dan bentuknya, berikut sifat pengendalian sosial.
Pengendalian sosial preventif adalah bentuk pengendalian yang dilakukan sebelum terjadinya pelanggaran. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya pelanggaran.
Contohnya, guru selalu menasehati murid agar segera pulang ke rumah setelah jam sekolah selesai dan tidak nongkrong di jalan. Tujuannya agar terhindar dari penculikan, tawuran pelajar, dan lainnya.
Pengendalian sosial represif adalah pengendalian yang dilakukan setelah ada penyimpangan atau pelanggaran. Tujuannya untuk memulihkan keadaan seperti sebelum terjadinya pelanggaran dan pelaku sadar akan penyimpangannya.
Contohnya, hakim di pengadilan menjatuhkan hukuman penjara kepada pelaku korupsi. Begitu juga dengan institusi tempat pelaku bekerja mencopotnya dari jabatannya.
Terdapat dua cara yang dapat dilakukan untuk melakukan pengendalian sosial di lingkungan masyarakat, yakni pengendalian persuasif dan koersif. Berikut penjelasannya.
Pengendalian sosial persuasif artinya berupa ajakan atau bimbingan kepada pelaku pelanggaran agar mau bertindak sesuai aturan atau nilai dan norma yang berlaku di masyarakat.
Pengendalian ini dilakukan tanpa kekerasan. Contohnya, ibu memberi nasehat dan pengertian kepada kedua anaknya yang bertengkar agar mau saling memaafkan dan hidup rukun.
Pengendalian sosial koersif adalah pengendalian yang menggunakan kekerasan atau paksaan. Pengendalian ini dapat dilakukan secara fisik dan nonfisik agar membentuk pelaku pelanggaran kembali ke norma dan nilai yang berlaku di masyarakat.
Contohnya, pelaku pencurian motor mendapat pengeroyokan oleh masyarakat yang berusaha menangkapnya. Kemudian mereka membawa pencuri ke kepolisian untuk dijatuhi hukuman penjara sesuai pelanggarannya.
Demikian penjelasan mengenai apa itu pengendalian sosial dalam sosiologi. Semoga bermanfaat.
(uli/fef)