Tangga Nada Pentatonik Pelog dan Slendro, Ciri-Ciri, serta Contoh Lagu
Tangga nada pentatonik merupakan tanda nada yang menggunakan lima nada pokok. Berdasarkan jenis nadanya, tangga nada pentatonik terdiri atas dua, yakni pelog dan slendro.
Berikut pengertian tangga nada pentatonik pelog dan slendro, ciri-ciri, beserta contoh lagunya.
Pentatonik berasal dari kata penta yang artinya lima dan tone yang berarti nada. Maka, pengertian tangga nada pentatonik adalah tangga nada yang menggunakan lima nada pokok pada tiap oktafnya dan berasal dari tangga nada mayor.
Dikutip dari buku Seni Budaya Musik Kelas X/1 (2020), tangga nada pentatonik atau pentatonic scale ini identik digunakan pada lagu-lagu rakyat atau musik-musik tradisional.
Misalnya pada musik yang dimainkan dengan instrumen tradisional Indonesia seperti gamelan Jawa, gamelan Sunda, gamelan Bali, gambang kromong, calung, dan sebagainya. Sebab, alat-alat musik tersebut menghasilkan skala nada pentatonik.
Berbagai sumber menyebut bahwa skala pentatonik diyakini sebagai tangga nada tertua di dunia.
Menukil laman Britannica, tangga nada pentatonik mewakili tahap awal perkembangan musik lantaran banyak ditemukan di sebagian besar musik dunia, mulai dari Yunani kuno, Eropa, hingga Asia Timur dan Asia Tenggara.
Terdapat dua jenis tangga nada pentatonik, yaitu pelog dan slendro. Keduanya memiliki susunan jarak nada dan ciri yang berbeda. Perbedaan tangga nada pentatonik pelog dan slendro akan terdengar jelas jika dimainkan dalam musik.
Tangga Nada Pentatonik Pelog
Tangga nada pentatonik pelog mempunyai interval yang hampir menyerupai tangga nada diatonis, yakni 1-2-3-4-5-6-7-1 atau do-re-mi-fa-sol-la-si-do.
Hanya saja, cuma 5 nada dominan yang dipakai lantaran nada re (2) dan la (6) sangat jarang dipakai. Sehingga nada yang digunakan pada pentatonik pelog adalah 1-3-4-5-7-1' atau do-mi-fa-sol-si-do' atau C-E-F-G-B-C'.
Dengan begitu, tangga nada pentatonik pelog memiliki interval 2-½-1-2-½.
Ciri-ciri tangga nada pentatonik pelog yakni bersifat tenang, damai, khidmat, dan sakral.
Contoh lagu daerah yang menggunakan tangga nada pentatonik pelog antara lain:
- Gundul-Gundul Pacul (Jawa Tengah)
- Suwe Ora Jamu (Jawa Tengah)
- Jamuran (Jawa Tengah)
- Pitik Tukung (Jawa Tengah)
- Karatangan Pahlawan (Jawa Barat)
- Macepet-cepetan (Bali)
- Ngusak Asing (Bali)
Lihat Juga : |
Tangga Nada Pentatonik Slendro
Tangga nada pentatonik slendro memiliki pola interval relatif sama panjang antara nada satu dengan nada berikutnya.
Tangga nada pentatonik slendro tidak memiliki nada fa (4) dan si (7), sehingga susunan nadanya adalah 1-2-3-5-6-1' atau do-re-mi-sol-la-do' atau C-D-E-G-A-C'.
Dengan begitu, tangga nada pentatonik slendro memiliki interval 1-1-1½-1-1½
Ciri-ciri tangga nada pentatonik pelog yakni musiknya bersifat gembira, lincah, dan semangat.
Contoh lagu daerah yang menggunakan tangga nada pentatonik slendro antara lain:
- Cublak-Cublak Suweng (Jawa Tengah)
- Lir Ilir (Jawa Tengah)
- Te Kate Dipanah (Jawa Tengah)
- Cing Cangkeling (Jawa Barat)
- Kerraban Sape (Madura, Jawa Timur)
- Janger (Bali)
Lihat Juga : |
Demikian penjelasan mengenai tangga nada pentatonik pelog dan slendro. Semoga membantu.
(fef)