Sistem koloid adalah percampuran antara dua zat atau lebih yang bersifat heterogen. Istilah koloid mungkin terdengar asing bagi kamu yang belum familier.
Namun, penerapan koloid ini sangat erat hubungannya dengan hal-hal yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dirangkum dari berbagai sumber, berikut penjelasan lebih lanjut tentang pengertian koloid, jenis, sifat, dan contohnya.
![]() |
Menurut KBBI, koloid adalah zat yang berpencar dalam zat pelarut, dan butirannya lebih besar dari molekul, serta tidak dapat dilihat dengan mata kecuali lewat mikroskop.
Dalam Modul Kimia Kemdikbud, sistem koloid merupakan jenis campuran antara larutan (campuran homogen) dan suspensi (campuran heterogen).
Karena keadaannya bercampur dari larutan dan suspensi, maka sifat koloid bisa berada di antara kedua jenis campuran tersebut.
Misalnya pada larutan, dikenal dengan istilah zat pelarut dan terlarut, pada koloid istilah itu disebut fase terdispersi dan medium pendisfersi.
Nantinya, hasil dari fase terdispersi dan medium pendisfersi ini akan menentukan jenis koloid. Berikut ini ciri-ciri yang membedakan antara larutan, koloid, dan suspensi.
Koloid merupakan campuran zat berbeda dari larutan dan suspensi. Oleh karena itu, karakter dari koloid ini mempunyai perbedaan sifat, di antaranya:
Ini adalah gerakan partikel koloid yang terjadi secara acak atau zig-zag, karena adanya tumbukan. Semakin kecil partikelnya maka gerakan ini bisa menjadi cepat.
Sifat berikut dihasilkan dari efek penghamburan cahaya oleh partikel koloid. Contohnya, hamburan cahaya dari motor akan sangat terlihat di jalan yang berdebu.
Adsorbsi merupakan proses penyerapan ion oleh partikel koloid, sehingga ion dapat menempel ke permukaannya, bisa itu ion negatif atau ion positif.
Koagulasi atau penggumpalan yaitu peristiwa pengendapan dari partikel koloid, karena adanya pemanasan, penambahan koloid atau elektrolit, sehingga zat tidak stabil.
Sifat ini termasuk pergerakan partikel koloid karena pengaruh medan listrik. Metode ini digunakan untuk proses identifikasi DNA, dan penyaringan debu dari cerobong asap pabrik.
Koloid pelindung adalah koloid yang bersifat melindungi koloid lain agar tidak terjadi koagulasi. Contoh sifat ini bisa terlihat pada sabun, detergen, atau pembuatan es krim yang memakai gelatin.
Dialisis yaitu sifat yang dihasilkan dari proses pemurnian koloid, supaya terbebas dari ion-ion pengganggu. Contoh sifat ini ada pada proses cuci darah bagi penderita gagal ginjal.
Sifat koloid berikut dapat ditemukan pada sol. Koloid liofil yaitu jenis koloid yang fase terdispersinya dapat menarik medium pendispersi berupa cairan, sehingga sifatnya kental.
Sementara koloid liofob adalah partikel zat terdispersi yang tidak dapat menarik medium, sehingga sifatnya encer.
Koloid dapat dibedakan berdasarkan jenis fasenya, yaitu fase terdispersi dan fase medium pendispersi. Berikut tabel jenis-jenis koloid.
Nama KoloidFase TerdisfersiFase Medium PendispersiContohSol padatpadatpadatgelas berwarna atau perpaduan logam dan perungguSolpadatcairtinta, sol emas, sol belerang, lem cair, pati dalam airAerosol padatpadatgasasap rokok, debu di udara, asap knalpotEmulsi padat (gel)cairpadatjeli, mentega, selai, agar-agar, lateks, semir padatEmulsicaircairsusu, santan, minyak ikan, es krim, mayonesAerosol caircairgasawan, obat semprot, hair sprayBuih padat (busa padat)gaspadatkaret busa, batu apung, styrofoam, biskuit, kerupukBuih cair (busa cair)gascairbusa sabun, pasta, krim kocok
Itulah pengertian sistem koloid berdasarkan sifat dan jenisnya, serta contoh umum yang sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.
(avd/juh)