Kamu pasti pernah mendengar susunan nada do, re, mi, fa, sol, la, si, do'. Nada-nada tersebut adalah tangga nada yang tersusun sesuai jarak atau interval nada tertentu.
Tangga nada merupakan unsur penting dalam musik. Tangga nada ibarat sebuah kerangka untuk menghasilkan ide melodi dan menentukan not apa yang akan dimainkan dalam musik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengutip Buku Seni Budaya untuk kelas X Sekolah Menengah Atas oleh Harry Sulastianto, dkk, tangga nada adalah hasil perpaduan atau susunan nada-nada.
Begitu juga dalam Buku Konsep Dasar Seni Musik oleh Guepedia memaparkan tangga nada sebagai susunan nada yang disusun dengan memakai rumus interval tertentu.
Dari pengertian tersebut, dapat disimpulkan tangga nada adalah urutan nada yang tersusun berjenjang.
![]() |
Setidaknya terdapat tiga jenis tangga nada, yaitu tangga nada diatonis, pentatonis, dan kromatis. Masing-masing memiliki urutan nada serta karakteristik yang berbeda. Berikut penjelasannya.
Tangga nada diatonis atau diatonic scale memiliki tujuh not atau nada dalam satu oktaf. Di dalamnya terdapat dua kombinasi jarak atau interval nada yakni 1 dan ½.
Contoh tangga nada diatonis adalah do-re-mi-fa-sol-la-si-do', yang tersusun berturut-turut dari rendah ke tinggi. Contoh alat musik dengan tangga nada diatonis yakni piano, organ, harmonika, pianika, seruling, dan sebagainya.
Tangga nada diatonis terbagi lagi menjadi dua jenis, yakni diatonis mayor dan diatonis minor. Masing-masing jenisnya memiliki urutan nada dan ciri-ciri yang berbeda.
Tangga nada diatonis mayor memiliki susunan nada do-re-mi-fa-sol-la-si-do' atau C-D-E-F-G-A-B-C'. Dari skala tersebut, intervalnya yakni 1-1-½-1-1-1-½
Ciri-ciri tangga nada diatonis mayor umumnya diawali dan diakhiri dengan nada do, bersifat semangat dan riang gembira.
Contoh lagu yang menggunakan skala diatonis mayor adalah Berkibarlah Benderaku, Bangun Pemudi Pemuda, Hari Merdeka, Maju Tak Gentar, Indonesia Raya, Balonku, dan lainnya.
Sementara tangga nada diatonis minor memiliki susunan nada la-si-do-re-mi-fa-sol-la atau A-B-C-D-E-F-G-A', sehingga pola intervalnya 1-½-1-1-½-1-1.
Ciri-ciri tangga nada diatonis minor biasanya diawali atau diakhiri dengan nada La=A, serta memunculkan suasana melankolis, khidmat, atau sedih.
Contoh lagu dengan nada diatonis minot adalah Tanah Airku, Mengheningkan Cipta, Ibu Pertiwi, Gugur Bunga, Bintang Kejora, Ambilkan Bulan, Kasih Ibu, Bubuy Bulan, dan sebagainya.
Tangga nada pentatonis atau pentatonic scale merupakan tanda nada yang menggunakan lima nada pokok. Di Indonesia, tangga nada pentatonik terdiri atas dua jenis, yakni pentatonik pelog dan pentatonik slendro.
Dikutip dari buku Seni Budaya Musik Kelas X/1 (2020), tangga nada pentatonik identik digunakan pada lagu-lagu rakyat atau musik-musik tradisional.
Misalnya pada musik yang dimainkan dengan instrumen tradisional Indonesia seperti gamelan Jawa, gamelan Sunda, gamelan Bali, gambang kromong, calung, dan sebagainya. Alat-alat musik tersebut menghasilkan nada pentatonik.
Selain itu, pentatonik biasanya digunakan untuk musik tradisional China dan Jepang, rock n roll, blues, dan tak jarang lagu pop.
Dua jenis tangga nada pentatonik, yaitu:
Pentatonik pelog: memiliki susunan nada 1-3-4-5-7-1' atau do-mi-fa-sol-si-do' atau C-E-F-G-B-C'. Ciri-ciri tangga nada pentatonik pelog bersifat tenang, damai, khidmat, dan sakral.
Contoh lagu daerah yang menggunakan tangga nada pentatonik pelog antara lain Gundul-Gundul Pacul (Jawa Tengah), Suwe Ora Jamu (Jawa Tengah), Jamuran (Jawa Tengah), Pitik Tukung (Jawa Tengah)
Pentatonik slendro: memiliki susunan nada 1-2-3-5-6-1' atau do-re-mi-sol-la-do' atau C-D-E-G-A-C'. Ciri-ciri tangga nada pentatonik pelog bersifat gembira, lincah, dan semangat.
Contoh lagu daerah yang menggunakan tangga nada pentatonik slendro antara lain Cublak-Cublak Suweng (Jawa Tengah), Lir Ilir (Jawa Tengah), Cing Cangkeling (Jawa Barat).
Tangga nada kromatis menggunakan 12 macam nada yang berjarak 1/2. Tangga nada kromatis merupakan kumpulan dari seluruh nada yang ada dalam satu musik karena akan berulang oktafnya.
Meski terdapat 12 nada dalam satu oktaf, hanya 7 oktaf pertama dari abjad yang digunakan nama nada seperti A, B, C, D, E, F, G. Lima nada lainnya diberi nama dengan menempatkan tanda kres (♯) atau Mol (♭).
Tanda kres/sharp (♯) berguna untuk menaikkan setengah nada, misal nada C yang dikres menjadi Cis. Sedangkan tanda mol/flat (♭) berguna untuk menurunkan setengah nada, misal nada C yang dimol menjadi Ces.
Contoh tangga nada kromatis: C-Cis-D-Dis-E-F-Fis-G-Gis-A-Ais-B-C'
Demikian pengertian dan jenis dari tangga nada yang bisa kamu pelajari. Semoga bermanfaat!
(glo/fef)