Ada banyak kerajaan Islam yang tersebar di Nusantara. Salah satunya adalah Kerajaan Ternate yang termasuk kerajaan Islam tertua di Nusantara. Kerajaan ini didirikan oleh Baab Mashur Malamo pada 1257 M.
Dikutip dari laman Lektur Kemenag, Ternate pada masa lampau dikenal sebagai kota penghasil rempah, seperti pala, lada, dan lainnya. Hal tersebut membuat Ternate dijuluki sebagai The Spice Island.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam perkembangannya, Kerajaan Ternate mencapai puncak kejayaan saat diperintah oleh Sultan Baabullah (1570-1583 M). Untuk lebih jelasnya, simak sejarah, letak, serta peninggalan dari Kerajaan Ternate berikut.
Melansir buku Ensiklopedia Kerajaan Islam di Indonesia oleh Amarseto Binuko, Kerajaan Ternate bermula dari keberadaan empat kampung yang masing-masing dikepalai oleh seorang kepala marga atau disebut Momole.
Kemudian empat kampung tersebut sepakat membuat kerajaan tetapi kala itu raja dan rakyatnya belum diketahui agamanya. Setelah dilakukan musyawarah, para Momole sepakat menunjuk Momole Ciko sebagai raja. Momole Ciko resmi menjadi raja pertama Kerajaan Ternate dengan gelar Baab Mashur Malamo sejak 1257 M.
Mengutip buku Mengenal Kerajaan-Kerajaan Nusantara oleh Deni Prasetyo, pada abad ke-14 di daerah Maluku Utara berdiri Kesultanan Ternate dan Kesultanan Tidore. Kedua kerajaan ini terkenal akan hasil rempahnya dan harganya yang tinggi membuat rakyat di Maluku makmur.
Pada pertengahan abad ke-15, kegiatan perdagangan rempah-rempah di Maluku makin ramai. Banyak pedagang Jawa, Melayu, Arab, dan China datang ke Maluku untuk membeli rempah-rempah.
Hubungan pedagang-pedagang di Maluku dan pedagang-pedagang Jawa makin akrab. Hal ini yang kemudian memudahkan proses penyebaran agama Islam ke kesultanan Ternate dan Tidore.
Pada awalnya, kesultanan yang dulunya bernama Kerajaan Gapi ini belum bercorak Islam. Agama Islam mulai menyebar pada abad ke-14, keluarga kerajaan baru memeluk Islam pada masa pemerintahan Raja Kolano Marhum (1432-1486 M).
Saat Kolano Mahrum berkuasa, datang seorang dari Jawa bernama Maulana Husein yang mengajarkan membaca Al Quran dan menulis huruf Arab. Hal ini yang membuat raja, keluarga kerajaan, dan masyarakat Ternate tertarik untuk memeluk Islam.
Kolano Marhum menjadi Raja Ternate pertama yang memeluk Islam. Putranya yakni Zainal Abidin yang berkuasa pada 1486-1500 M mulai memberlakukan hukum-hukum Islam. Setelah bertransformasi menjadi kesultanan Islam, gelar kolano atau raja kemudian diganti menjadi sultan.
Kerajaan Ternate mulai mengalami kemunduran setelah Sultan Baabullah wafat pada 1583 M. Tak lama kemudian, Spanyol melakukan serangan dan berhasil merebut Benteng Gamulamu pada 1606 M.
Sejak saat itu, VOC memegang hak atas monopoli perdagangan dan mulai mendirikan benteng di Ternate. Menjelang akhir abad ke-17, Kerajaan Ternate sepenuhnya berada di bawah kendali VOC.
Kerajaan Ternate terletak di sebelah barat Pulau Halmahera, Maluku Utara. Ternate termasuk kota yang terhitung tua karena sudah berdiri sebelum abad pertengahan dan menjadi pusat peradaban Islam terbesar di Nusantara Timur pada zamannya.
Kota Ternate juga pernah mendapatkan julukan Al Mullukiah, sebab selain menjadi pusat peradaban Islam juga menjadi pusat pemerintahan dan pusat perdagangan.
Berikut sejumlah peninggalan dari Kerajaan Ternate.
Demikian sejarah singkat Kerajaan Ternate, letak, dan benda serta bangunan peninggalannya. Semoga dapat bermanfaat!
(juh)