Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri atas dua klausa utama atau lebih. Kalimat majemuk dapat berdiri sendiri sebagai kalimat lepas.
Berdasarkan polanya, kalimat majemuk dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu kalimat majemuk setara, kalimat majemuk bertingkat, dan kalimat majemuk campuran.
Supaya lebih memahaminya, berikut dijelaskan pengertian serta contoh kalimat majemuk berdasarkan jenisnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengutip Buku Bahasa Indonesia 3 SMA Kelas XII, kalimat majemuk adalah kalimat yang mempunyai dua pola atau lebih sebagai hasil penggabungan atau perluasan.
Salah satu klausanya bertindak sebagai induk kalimat, sedangkan yang lainnya merupakan anak kalimat yang mendukung induk kalimat. Meski begitu, ada pula pola kalimat majemuk yang klausanya memiliki kedudukan sama atau sederajat.
Perhatikan contoh kalimat berikut: "Kerusakan jalan terjadi semakin cepat karena jalan terbebani melebihi kapasitasnya."
Kalimat majemuk tersebut terdiri atas dua kalimat tunggal yang digabungkan dengan konjungsi karena. Yaitu, "Kerusakan jalan semakin cepat" + konjungsi karena + "jalan terbebani melebihi kapasitasnya".
Berikut polanya: Kerusakan jalan (S) + terjadi (P) + semakin cepat (Ket.) + karena (konjungsi) + jalan (S) + terbebani (P) + melebihi kapasitasnya (Ket.)
Baca juga materi pelajaran Bahasa Indonesia lainnya:
![]() |
Kalimat majemuk dibedakan menjadi tiga jenis ditinjau dari polanya, yaitu kalimat majemuk setara, kalimat majemuk bertingkat, dan kalimat majemuk campuran. Berikut penjelasannya.
Kalimat majemuk setara atau koordinatif memiliki kedudukan klausa yang sejajar sebagai hasil penggabungan.
Konjungsi atau kata hubung yang digunakan yaitu: dan, atau, tetapi, lalu. Meski begitu, tidak jarang juga menggunakan tanda baca koma (,).
Contoh kalimat majemuk setara:
Kalimat majemuk bertingkat memiliki kedudukan klausa bertingkat sebagai hasil perluasan terhadap salah satu, beberapa, atau semua unsurnya sehingga membentuk pola baru. Misalnya, S-P-O-K dengan S-P.
Pola pokok dalam kalimat berkedudukan sebagai klausa utama, sedangkan pola hasil perluasan berkedudukan sebagai klausa bawahan. Berikut variasi pola kalimat majemuk bertingkat.
a. Kalimat majemuk bertingkat klausa bawahan pengganti subjek. Contoh:
Gadis kecil yang mengenakan baju merah itu (S (S-P-O)) + membaca (P) + puisi (O) + di panggung (Ket.).
b. Kalimat majemuk bertingkat klausa bawahan pengganti predikat. Contoh:
Paimin (S) + berusaha menafsirkan setiap kata (P (P-O)) + naskah resensi cerpen (O).
c. Kalimat majemuk bertingkat klausa bawahan pengganti objek. Contoh:
Kakak (S) + membaca (P) + buku yang menceritakan petualangan si topeng (O (S-P-O)).
d. Kalimat majemuk bertingkat klausa bawahan pengganti keterangan. Contoh:
Ibu (S) + sedang menyiapkan (P) + makan pagi (O) + ketika petugas pos datang mengantar surat (K (S-P-O)).
Kalimat majemuk campuran merupakan gabungan antara kalimat majemuk setara dan bertingkat dalam satu kalimat.
Sebab, kedudukan sebagian klausanya sejajar dan sebagian bertingkat. Pembentukan pola baru ini diperoleh dari hasil penggabungan dan perluasan.
Contoh kalimat majemuk campuran:
Saya S) + sedang menulis (P) + dan (konjungsi) + adik (S) + bermain (P) + ketika ayah datang (K (S-P)).
Lihat Juga : |
Demikian ulasan tentang kalimat majemuk yang bisa kamu pelajari. Semoga bermanfaat!
(glo/fef)