Prasasti dan Candi Peninggalan Kerajaan Kediri
Kerajaan Kediri adalah kerajaan bercorak Hindu yang terletak di wilayah Jawa Timur. Kerajaan ini berpusat di Daha atau sekarang dikenal dengan Kota Kediri, Jawa Timur.
Berdasarkan bukti peninggalan sejarahnya, Kerajaan Kediri diyakini berdiri pada 1045 M. Ada banyak bukti peninggalan Kerajaan Kediri yang sampai saat ini masih bisa ditemui, mulai dari prasasti hingga candi.
Dikutip dari Modul Sejarah Indonesia SMA Kelas X (2020), Kerajaan Kediri mencapai puncak kejayaannya di masa pemerintahan Raja Sri Jayabaya.
Di bawah pemerintahannya itu, daerah kekuasaan Kerajaan Kediri terus meluas. Akan tetapi, Kerajaan Kediri mengalami keruntuhan usai pertempuran dengan rakyat Tumapel yang dipimpin oleh Ken Arok pada 1222 M.
Usai kekalahannya, Kediri dikuasai dan menjadi wilayah bawahan Kerajaan Singhasari-Tumapel.
Dirangkum dari berbagai sumber, berikut peninggalan Kerajaan Kediri dari prasasti hingga bangunan candi.
Prasasti Peninggalan Kerajaan Kediri
Berikut prasasti peninggalan Kerajaan Kediri.
1. Prasasti Sirah Keting
Peninggalan Kerajaan Kediri yang pertama adalah keberadaan dari Prasasti Sirah Keting yang ditemukan di Ponorogo, Jawa Timur. Prasasti Sirah Keting ditulis dengan menggunakan aksara dan bahasa Jawa kuno dengan angka tahun 1126 saka atau tahun 1204 Masehi.
Seperti pada prasasti umumnya, peninggalan Kerajaan Kediri ini ditulis di atas sebuah batu yang memiliki bentuk persegi panjang.
Isi dari Prasasti Sirah Keting adalah sebuah hadiah berupa tanah bagi rakyatnya dari Sri Jayawarsa Digwijaya Sastraprabhu yang merupakan cucu dari penguasa Kerajaan Medang, Dharmawangsa Teguh.
2. Prasasti Kamulan
Prasasti Kamulan berisi tentang sejarah daerah Trenggalek dan Tulungagung yang berada di Jawa Timur. Prasasti Kamulan sendiri diperkirakan dibuat pada 1194 M atau pada saat Raja Kertajaya bertakhta.
Selain berisikan sejarah Trenggalek dan Tulungagung, prasasti ini juga memuat peristiwa penting Kerajaan Kediri yang mendapat serangan dari kerajaan lain dari timur.
3. Prasasti Ngantang
Prasasti peninggalan Kerajaan Kediri berikutnya adalah Prasasti Ngantang yang diperkirakan dibangun pada 1194 M. Isi dari Prasasti Ngantang adalah status dari Desa Ngantang yang menjadi daerah perdikan atau bebas pajak tanah yang diberikan oleh raja terbesar Kerajaan Kediri, Raja Jayabaya.
4. Prasasti Jaring
Peninggalan kerajaan Kediri berikutnya prasasti Jaring yang saat ini dapat dijumpai di daerah Jaring, Kembangan, Blitar, Jawa Timur.
Prasasti Jaring dibuat pada 1.194 Masehi dan berisikan mengenai pejabat Kediri yang mempunyai gelar inisial dari nama hewan, salah satunya macan kuning.
5. Prasasti Kamulan
Prasasti Kamulan ditemukan di Desa Kamulan, Trenggalek, Jawa Timur pada 1194 Masehi. Keberadaannya sekarang menjadi koleksi Museum Wajakensis di Tulungagung.
Pesan dalam prasasti Kamulan ini mengenai berdirinya Kabupaten Trenggalek pada Agustus 1194 dan menceritakan kekuasaan Raja Kertajaya.
Candi Peninggalan Kerajaan Kediri
Berikut candi peninggalan Kerajaan Kediri.
1. Candi Tondowongso
Candi Tondowongso atau yang lebih tepatnya situs Tondowongso dipercaya merupakan sebuah kompleks candi dengan ukuran yang cukup besar yang dibangun pada awal Kerajaan Kediri berdiri, atau tepatnya pada abad ke-11.
Situs Tondowongso berdiri di dua dusun, yakni Dusun Tondowongso dan Dusun Sumberpetung yang keduanya berada di Desa Gayam, Kecamatan Gurah, Kediri, Jawa Timur.
Tak hanya bangunan candi, tetapi di situs ini juga ditemukan berbagai macam arca, seperti Arca Agastya, Durga, Nandi, Brahma, serta Lingga dan Yoni.
2. Candi Gurah
Peninggalan dari Kerajaan Kediri berikutnya adalah Candi Gurah. Candi Gurah sendiri berada tak jauh dari Situs Tondowongso. Karena lokasinya yang masih berdekatan, dipercaya jika candi ini masih memiliki keterikatan dengan temuan candi yang ada di Situs Tondowongso.
3. Candi Penataran
Candi Penataran yang berlokasi di Kabupaten Blitar, Jawa Timur juga termasuk sebagai salah satu peninggalan Kerajaan Kediri. Terletak di lereng sebelah barat daya Gunung Kelud, membuat pemandangan Candi Penataran sungguh eksotis.
Candi ini juga disebut dengan Candi Palah dalam Kitab Negarakertagama, yang dibangun pada abad 12 pada masa pemerintahan Raja Srengga.
Menilik pada relief dan bentuknya, candi ini bercorak Hindu Syiwa yang dibangun untuk sarana pemujaan pada Sang Hyang Acalapati atau Girindra atau Raja Gunung.
(ahd/fef)