Kisah Siti Hajar dan Ismail, Awal Mula Kemunculan Air Zam-zam
Kisah Siti Hajar dan Ismail menceritakan tentang perjuangan keduanya saat berada di lembah tandus antara Bukit Shafa dan Marwah.
Peristiwa yang mereka alami pun menjadi awal mula kemunculan air zam-zam.
Lihat Juga : |
Dikutip dari buku Kisah Para Nabi: Sejarah Lengkap Kehidupan Para Nabi Sejak Adam hingga Isa (2017) oleh Ibnu Katsir, Ismail adalah putra Nabi Ibrahim AS dari istrinya yang bernama Siti Hajar al-Qibthiyah al-Mishriyah.
Sebelum Ismail lahir, Allah SWT telah menuliskan takdirnya dengan sangat baik dan kelak diangkat sebagai nabi seperti ayahnya. Sama seperti ke-25 Nabi utusan Allah SWT yang lain, Nabi Ismail juga mendapat banyak mukjizat sejak dirinya masih bayi.
Salah satu mukjizat Nabi Ismail AS yaitu memunculkan mata air zam-zam yang sampai sekarang tidak pernah kering. Bahkan umat Islam bisa menikmati air zam-zam sepuasnya ketika berkunjung ke Masjidil Haram, Mekkah saat umroh atau berhaji.
Berikut kisah Siti Hajar dan Ismail yang dirangkum dari buku Kisah 25 Nabi dan Rasul (2020).
Kisah Siti Hajar dan Ismail
Pada awalnya Nabi Ibrahim memiliki istri bernama Siti Sarah. Kehidupan mereka bahagia, tetapi Siti Sarah tidak memiliki keturunan hingga akhirnya dijadikan selir oleh Raja Sham.
Sebagai penggantinya, Siti Sarah menghadiahkan budaknya yaitu Siti Hajar kepada Ibrahim dan mengizinkan keduanya menikah.
Setelah Nabi Ibrahim dan Siti Hajar menikah, Allah SWT memberikan keduanya keturunan dengan lahirnya seorang putra bernama Ismail.
Nabi Ibrahim sangat senang, bersyukur, dan bersemangat atas kelahiran Ismail. Namun, ketaatannya pada Allah SWT membuat Nabi Ibrahim harus membuat keputusan berat.
Satu hari dalam mimpinya, Nabi Ibrahim mendapat amanah dari Allah SWT untuk membawa Siti Hajar dan Ismail yang masih bayi ke tempat yang asing dan tandus.
Kemudian Allah SWT menyuruh Nabi Ibrahim agar meninggalkan Siti Hajar dan Ismail di As-Sham, dekat Baitullah.
Meski ujian tersebut berat, Nabi Ibrahim tetap sabar dan berbaik sangka pada Allah SWT sehingga ia mau menjalankan semua amanatnya sesuai dalam mimpi.
Perjuangan Siti Hajar dan Ismail di Bukit Shafa-Marwah
Setelah sampai di tengah padang pasir yang dianjurkan Allah SWT, Nabi Ibrahim melepas Siti Hajar dan Ismail tanpa bekal yang cukup.
Ketika perbekalan Siti Hajar habis, air susunya pun kering sehingga Ismail tidak berhenti menangis karena kelaparan dan kehausan sambil sesekali kakinya menendang-nendang.
Siti Hajar pun segera mencari pertolongan. Ia berlari kecil di atas Bukit Shafa sambil berharap ada seseorang yang mau membantunya. Ia juga mendaki Bukit Marwah dengan tujuan sama mencari bantuan.
Berulang kali Siti Hajar bolak-balik berlari dari Bukit Shafa ke Marwah sebanyak tujuh kali. Sampai akhirnya ia mendengar seperti ada suara air mengalir di bawah kaki putranya Ismail.
Siti Hajar segera mendekati Ismail dan melihat ada air deras dan jernih yang keluar dari dalam tanah yang tandus. Ia segera membasahi tanah dengan sedikit air untuk dijadikan mangkuk atau wadah air.
Air tersebut mulai memenuhi isi wadah dan Siti Hajar berkata zam...zam...zam... yang berarti banyak, melimpah-ruah.
Sumber mata air zam-zam itulah yang menjadi bukti pertolongan Allah SWT kepada Siti Hajar dan Nabi Ismail.
Bukit Shafa dan Marwah inilah yang menjadi sejarah dari ritual sa'i. Dijelaskan pula oleh Allah SWT dalam firman-Nya QS Al-Baqarah: 158,
۞ اِنَّ الصَّفَا وَالْمَرْوَةَ مِنْ شَعَاۤىِٕرِ اللّٰهِ ۚ فَمَنْ حَجَّ الْبَيْتَ اَوِ اعْتَمَرَ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْهِ اَنْ يَّطَّوَّفَ بِهِمَا ۗ وَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًاۙ فَاِنَّ اللّٰهَ شَاكِرٌ عَلِيْمٌ ١٥٨
Artinya: "Sesungguhnya Shafa dan Marwah merupakan sebagian syiar (agama) Allah. Maka, siapa beribadah haji ke Baitullah atau berumroh, tidak ada dosa baginya mengerjakan sa'i antara keduanya. Siapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri, lagi Maha Mengetahui."
Itulah kisah Siti Hajar dan Ismail serta kemunculan air zam-zam yang tidak pernah kering sampai sekarang.
(avd/fef)