Contoh pantun pendidikan sangat mudah ditemukan dalam kegiatan belajar mengajar. Sebab, jenis pantun ini berisi tentang kegiatan belajar mengajar, sekolah, cita-cita, hingga sikap kepada guru.
Pantun sendiri merupakan karya puisi lama Indonesia yang dipengaruhi oleh budaya Melayu. Seperti halnya karya sastra lainnya, pantun memiliki beberapa ciri khas yang membedakannya dengan karya-karya lain.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut penjelasan dan contohnya seperti dirangkum dari berbagai sumber.
Ciri-ciri pantun sebagai berikut.
Pantun terdiri dari satu bait yang berisi empat baris. Barisan kata-kata pada pantun disebut larik.
Setiap baris pantun terdiri dari 8-12 suku kata agar singkat, tetapi padat berisi.
Baris pertama dan kedua pantun disebut sampiran. Isinya berupa hal-hal puitis sampai jenaka.
Umumnya, sampiran tidak berkaitan dengan isi, tapi berupa jabaran suatu peristiwa sampai kebiasaan.
Sementara baris ketiga dan keempat adalah isi yang menjadi hal penting yang ingin disampaikan melalui pantun, misalnya berkenalan, nasihat, dan lainnya.
Ciri khas pantun adalah berima a-b-a-b. Rima adalah kesamaan bunyi dalam puisi yang disebut juga sebagai sajak.
Dengan adanya rima, maka pantun memiliki kesamaan bunyi pada akhir kata di baris pertama dan ketiga pantun. Sementara bunyi pada akhir kata baris kedua sama dengan baris keempat.
![]() |
Pantun pendidikan adalah salah satu jenis pantun, selain pantun agama, anak, nasihat, perkenalan, dan lainnya.
Pantun pendidikan biasanya berisi hal tentang kegiatan belajar mengajar, sekolah, cita-cita, hingga sikap kepada guru.
Selain itu juga bisa berisi nasihat, pesan moral, dan motivasi agar selalu giat belajar serta menggapai cita-cita.
Berikut contoh pantun pendidikan dirangkum dari Buku Berbudi Melalui Pantun karya Tri Ary Darwati dan sumber-sumber lainnya.
Beti minum karena haus,
Ditanya kakak jawabnya berbelit-belit.
Jika belajar tidak serius,
Ilmu yang didapat semakin sulit.
Mencari ikan di dekat rawa,
Berhati-hati awas celaka.
Hormatlah kepada orang tua,
Supaya tidak jadi anak durhaka.
Pergi ke pasar dekat Cibodas,
Hati-hati banyak barang palsu.
Tidak berguna jika kamu cerdas,
Jika ditanya selalu membisu.
Pergi bermain bersama Agung,
Tak lupa makan bersamanya.
Jika nanti dirimu bingung,
Cepat bertanya kepada ahlinya.
Begitu indah komidi putar,
Sedang dinaiki Lisa dan Rica.
Punya impian jadi anak pintar,
Rajin belajar dan membaca.
Pak guru memiliki jakun,
Suka duduk di bawah tanpa alas.
Belajar di sekolah dengan tekun,
Supaya bisa naik kelas.
Tumbuh ubi ke atas menjalar,
Dilewati seekor tupai.
Rajin-rajinlah saat belajar,
Supaya cita-cita tercapai.
Ibu guru sedang mengajar,
Mengingatkan anak membawa bekal.
Meraih impian dengan belajar,
Ilmu didapat dengan kekal.
Terbentang luas samudra dan lautan,
Inginku datang dan selami.
Kamu punya banyak wawasan,
Harus diasah dan didalami.
Ayah pegang pisau untuk diasah,
Lalu daging akan dicacah.
Belajar tanpa mengenal lelah,
Supaya dapat manfaat dan faedah.
Semangka jatuh pecah terbelah,
Merah bersinar terkena matahari.
Jika malas untuk belajar ke sekolah,
Pasti menyesal di kemudian hari.
Kakak sedang mencari kamu,
Untuk disuruh beli bahan berkhasiat.
Jangan putus semangat dalam mencari ilmu,
Supaya hidupmu dapat bermanfaat.
Jalan berlumpur dan kumuh,
Aku melihatnya sungguh terpaku.
Walau seragam sekolah telah lusuh,
Ilmu kudapatkan dari sekolahku.
Kuda berjalan datang kemari,
Datangnya dari semak-semak.
Mengamalkan ilmu setiap hari,
Supaya bermanfaat untuk anak-anak.
Pergi kemah membawa tikar,
Supaya badan tidak tergores.
Belajar bukan masalah gelar,
Supaya anak dapat memaknai proses.
Anak ayam turun sembilan,
Mati satu tinggal delapan.
Ilmu boleh sedikit ketinggalan,
Tapi jangan sampai putus harapan.
Rajawali burung raksasa,
Terbang tinggi mengincar mangsa.
Orang kikir sempit wawasan,
Tak segan makan walaupun kawan.
Keluar kelas pergi ke kantor,
Mengambil minum dan juga buku.
Jangan dibawa hati yang kotor,
Ketika hendak mengajar ilmu.
Tuah guru sunggu mulia,
Mengajar anak yang tidak bisa.
Lalu menjadi orang berguna,
Bagi masyarakat, nusa, dan bangsa.
Kalau mengajar darinya hati,
Lelah terasa tidak berarti.
Berkali-kali diulang lagi,
Sampai akhirnya anak mengerti.
Itulah penjelasan dan contoh pantun pendidikan. Semoga bermanfaat dan selamat belajar!
(uli/juh)