Rabat adalah istilah yang biasanya dijumpai saat pelanggan membeli produk dalam jumlah besar. Rabat dapat menjadi salah satu strategi bisnis yang baik untuk meningkatkan penjualan.
Sebenarnya apa itu rabat? Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), rabat adalah potongan harga. Dengan strategi rabat, perusahaan dapat meningkatkan nilai profitabilitas dari suatu bisnis.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, terdapat sejumlah hal yang harus dipahami terlebih dahulu jika hendak menerapkan strategi rabat.
Untuk lebih jelasnya, simak pengertian fungsi, can cara menghitungnya di bawah ini yang dihimpun dari berbagai sumber.
![]() |
Rabat adalah sejumlah uang yang dikreditkan atau dikembalikan kepada pelanggan setelah pembelian atau transaksi jual beli dalam jumlah besar.
Dikutip dari buku Start-up Business Wizards oleh Laksita Utama Suhud, rabat adalah istilah untuk menyebut potongan harga atau diskon.
Lantas apa perbedaan diskon, rabat, dan cashback? Pembayaran untuk diskon nilainya dipotong langsung dari besaran nilai diskon, sedangkan rabat sebaliknya.
Harga yang dibayar tetap sama tetapi penerima rabat akan mendapatkan potongan harga yang bisa diuangkan pada waktu yang telah ditetapkan oleh pemberi rabat.
Secara garis besar, rabat memiliki kemiripan dengan cashback, yakni penundaan potongan harga. Metode ini diberikan dengan cara mengembalikan sebagian dana yang dibayarkan konsumen.
Sederhananya, rabat adalah potongan harga yang didapat oleh pelanggan apabila membeli sebuah produk dalam jumlah yang besar atau banyak. Biasanya, rabat berbentuk lembaran kartu atau kupon.
Berikut ini beberapa fungsi dari rabat.
Dikutip dari laman Sales Force, berikut ini jenis-jenis rabat dan penjelasannya.
Volume-based adalah jenis rabat yang diberikan jika seseorang membeli dalam jumlah yang ditentukan.
Nantinya pemberian rabat diberlakukan dengan minimal pembelian maupun jumlah yang banyak. Misalnya potongan harga diberikan untuk pembelian produk minimal 1.000 pcs.
Revenue-based merupakan jenis rabat yang ditentukan dari jumlah uang yang akan dibayarkan. Hal ini berbeda dengan rabat volume-based yang ditentukan dari jumlah barang yang dibeli.
Growth-based adalah potongan harga diberikan berdasarkan pertumbuhan pendapatan tahunan.
Sebagai contoh adanya potongan harga sebesar 2 persen pada pendapatan saat ini ketika jumlah pendapatan melebihi 10.000 unit.
Flat rebate adalah potongan harga untuk mencapai batas tertentu. Anda dapat menggunakan jenis rabat ini untuk pembayaran dalam skala tertentu.
Misalnya, menawarkan potongan harga 1 juta untuk produk A dan potongan 2 juta untuk harga B. Penawaran potongan harga dapat diberikan setelah melebihi jumlah total pembelian lebih dari angka tertentu.
Setelah mengetahui fungsi dan jenis rabat, selanjutnya adalah mengetahui cara menghitungnya. Dikutip dari buku Kupas Matematika SMP oleh Ari Damari, berikut rumus dan cara menghitung rabat.
Rabat = % rabat x harga kotor dan harga bersih = harga kotor - rabat.
Keterangan:
Ibu A ingin membeli baju di sebuah toko. Harga baju tersebut tertulis sebesar Rp140.000 dan diskon 20 persen. Berapa besaran diskon yang diterima Ibu A?
Penyelesaian:
Harga kotor Rp140.000
% rabat (diskon) = 20%
Diskon = % Diskon x Harga Kotor
= 20% x 140.000 = Rp28.000
Maka diskon yang didapatkan Ibu A adalah sebesar Rp28.000.
Demikian penjelasan mengenai apa itu rabat, fungsi, dan cara menghitungnya. Selamat belajar!
(juh)