Khilaf adalah kata yang sudah tidak asing terdengar. Sebab, istilah ini kerap digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Biasanya, khilaf menjadi ungkapan yang digunakan ketika seseorang melakukan kesalahan. Kata ini dikaitkan dengan pengakuan dan penyesalan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Manusia sendiri merupakan makhluk yang tidak luput dari khilaf dan kesalahan. Namun apabila secara berulang melakukan hal buruk, artinya ia tidak belajar dari kesalahan.
Untuk lebih jelasnya, simak pengertian khilaf dan bagaimana cara menghindarinya berikut ini.
Khilaf adalah kata yang berasal dari bahasa Arab khilaaf (خلاف). Kata ini merupakan bentuk dasar dari kata kerja khaalaf-a yang berakar dari kata kerja khalaf-a yang mempunyai 14 makna.
Dua di antara maknanya itu adalah menggantikan dan berbeda atau berlainan. Kata khaalaf-a adalah bentuk kata kerja yang dikembangkan dari kata kerja aslinya khalafa, yang memiliki beberapa arti, di antaranya
Sementara menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, arti kata khilaf adalah keliru atau salah yang tidak disengaja.
Sederhananya, khilaf adalah kekeliruan atau kesalahan yang tidak disengaja yang bertentangan atau berlawanan dengan kebenaran atau aturan yang ada.
Berikut beberapa contoh penggunaan kata khilaf yang merujuk pada Tesaurus Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).
Dikutip dari buku Pendidikan Agama Islam: Akidah Akhlak untuk MA Kelas XII oleh Toto Adidarmo dan Mulyadi, berikut ini cara menghindari khilaf.
Namun apabila telah terlanjur berbuat khilaf yang mengakibatkan perbuatan dosa, maka memohon ampunan kepada Allah adalah jalan yang dapat dilakukan.
Sebagaimana disebutkan dalam hadis Abu Dawud dan Tirmidzi, bahwa Rasulullah SAW bersabda:
"Tidaklah seorang hamba yang berbuat dosa lalu berwudu dengan sempurna kemudian berdiri melakukan salat dua rakaat kemudian memohon ampunan kepada Allah melainkan Allah akan mengampuni. Kemudian Beliau membaca surat Ali Imran ayat 135." (HR Abu Dawud dan Tirmidzi).
وَالَّذِيْنَ اِذَا فَعَلُوْا فَاحِشَةً اَوْ ظَلَمُوْٓا اَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللّٰهَ فَاسْتَغْفَرُوْا لِذُنُوْبِهِ وَمَنْ يَّغْفِرُ الذُّنُوْبَ اِلَّا اللّٰهُ ۗ وَلَمْ يُصِرُّوْا عَلٰى مَا فَعَلُوْا وَهُمْ يَعْلَمُوْنَ - ١٣٥
Artinya: "Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menzalimi diri sendiri, (segera) mengingat Allah, lalu memohon ampunan atas dosa-dosanya, dan siapa (lagi) yang dapat mengampuni dosa-dosa selain Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan dosa itu, sedang mereka mengetahui." (QS Ali Imran: 135).
Umat Islam yang berbuat khilaf hendaknya tidak berputus asa dan mengakui segala kesalahan agar dapat melanjutkan ibadah dengan lebih tenang.
Hal ini diungkapkan oleh Syekh Ibnu Athaillah yang dikutip dari laman NU Online.
ذا وقع منك ذنب فلا يكن سبباً ليأسك من حصول الاستقامة مع ربك فقد يكون ذلك آخر ذنب قدر عليك
Artinya: "Jika kau terjatuh pada sebuah dosa (khilaf dan alpa), maka jangan jadikan itu sebagai sebab bagimu berputus asa untuk meraih istikamah bersama Tuhanmu karena mungkin saja itu adalah dosa terakhir yang ditakdirkan untukmu."
Syekh Ibnu Abbad pun mengemukakan bahwa khilaf tidak akan membatalkan ibadah yang sudah dijalankan, kecuali khilaf itu dilanjutkan terus-menerus.
الاستقامة على العبودية لا يناقضها فعل الذنب على سبيل الفلتة والهفوة إذا جرى القدر عليه بذلك وإنما يناقضها الإصرار
Artinya: "Istikamah atas sebuah ibadah tidak dibatalkan oleh sebuah dosa dengan jalan tidak sengaja dan terperosok bila takdir menggariskan demikian. Istikamah hanya dibatalkan oleh perbuatan dosa secara berkelanjutan."
Demikian penjelasan apa itu khilaf dan cara menghindarinya. Semoga bermanfaat!
(juh)