Teknik merancang pementasan teater adalah metode atau strategi yang dilakukan untuk memudahkan dalam melaksanakan pertunjukan teater dalam komunitas atau juga sekolah.
Teknik ini dapat dilakukan bersama teman-teman atau kelompok yang dibentuk untuk terlibat dalam merencanakan, mengorganisasikan, hingga mengevaluasi teater yang akan dilaksanakan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam teknik pementasan teater dibagi menjadi dua wilayah kegiatan, yakni kegiatan artistik dan non-artistik.
Kegiatan wilayah artistik bertugas untuk menyiapkan materi, sedangkan wilayah non artistik bertugas sebagai penyelenggara pementasan.
Pementasan teater dapat dilakukan dengan cara pembagian wilayah kerja artistik dan non-artistik, meliputi kegiatan merencanakan, pengorganisasian, penggerak, dan pengawasan terhadap kegiatan.
![]() |
Berikut ini langkah-langkah teknik merancang pementasan teater yang dilansir dari buku Seni Budaya SMA/MA/SMK/MAK Kelas X (2017) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Dalam sebuah rencana kegiatan, pembentukan panitia adalah hal yang penting dan harus dilakukan. Kepanitiaan akan memudahkan suatu tindakan pengorganisasian.
Adapun panitia inti di dalam teater terdiri dari pimpinan produksi dan sutradara. Kemudian menyusun panitia pementasan teater. Berikut susunan panitia dalam pementasan teater.
Menentukan lakon atau naskah lakon adalah tanggung jawab seorang sutradara dan diputuskan secara bersama dengan pertimbangan tertentu.
Pertimbangan tersebut seperti apakah lakon sesuai dengan naskah, mengapa naskah tersebut dipilih, hingga bagaimana merealisasikannya.
Teknik merancang pementasan teater berikutnya adalah menyusun jadwal produksi (latihan) dan pementasan. Jadwal produksi didasarkan atas perhitungan efisiensi waktu dan proses latihan materi seni dan produksi.
Menyusun jadwal dapat memberikan gambaran dan penjelasan tentang rencana pementasan berdasarkan target waktu, tujuan, proses, dan hasil.
Proposal dapat diartikan sebagai pengajuan kegiatan yang akan dilaksanakan. Hal ini berfungsi untuk pihak-pihak yang memiliki legalitas dan membutuhkan kegiatan kerja sama.
Menyiapkan materi berarti mempersiapkan segala hal yang diperlukan pementasan teater. Mulai dari tempat, set panggung, lampu, kostum, riasan, peralatan (properti), musik, dan lainnya.
Termasuk juga menyiapkan tata pentas, yakni seni visual yang dapat membantu menjelaskan suatu adegan dan babak dalam membangun nuansa dramatik.
Selanjutnya adalah menyiapkan publikasi dan kemitraan. Publikasi merupakan upaya sosialisasi atau informasi kepada penonton yang dilakukan panitia non artistik mengenai pementasan teater.
Sementara kemitraan adalah hubungan kerja sama. Kemitraan bersifat saling menguntungkan. Sebagai contoh kerja sama dengan pihak sponsor
Unsur penonton di dalam seni pertunjukan perlu mendapat perhatian. Panitia pementasan membutuhkan penonton atau apresiator.
Sementara penonton butuh materi seni teater yang dapat memuaskan atau memenuhi apa yang menjadi harapan penonton, yakni pementasan teater yang layak untuk dijual atau dipentaskan.
Terdapat setidaknya tiga jenis penonton yakni penonton undangan, penonton fanatisme, dan penonton spontan.
Demikian teknik merancang pementasan teater di sekolah yang dapat diaplikasikan. Semoga bermanfaat!
(juh)