Ragam budaya yang terdapat di Indonesia turut dipengaruhi oleh masuknya budaya luar, salah satunya India.
Pengaruh budaya India di Indonesia atau Nusantara kala itu, bermula dari hubungan perdagangan yang terjalin sekitar abad ke-4 hingga abad ke-15.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Letak wilayah yang strategis dan juga merupakan daerah penghasil rempah-rempah membuat Indonesia sering dikunjungi oleh bangsa lain untuk melakukan perdagangan.
Melalui hubungan perdagangan ini, kemudian membentuk akulturasi kebudayaan atau pencampuran budaya, termasuk India.
![]() |
Dihimpun dari Modul Sejarah Indonesia: Silang Budaya Lokal dan Hindu Budha SMA Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2017), berikut sejumlah pengaruh masuknya budaya India bagi perkembangan budaya di Indonesia.
Akulturasi kebudayaan India dengan budaya Indonesia yang pertama adalah di dalam bidang seni rupa, ukir, maupun pahat.
Hal ini dapat dilihat dari seni ukir atau relief yang dipahat di bagian dinding candi. Relief pada Candi Borobudur merupakan pahatan riwayat Sang Buddha.
Bangunan candi di Indonesia pada umumnya adalah bentuk akulturasi antara unsur budaya Hindu-Buddha dengan budaya Indonesia.
Patung-patung yang terdapat di dalam bangunan candi merupakan perwujudan Buddha atau dewa. Bagian dari stupa dan candi merupakan unsur-unsur dari India.
Bentuk candi di Indonesia yakni berupa punden berundak merupakan unsur asli Indonesia.
Masuknya budaya India di Indonesia juga membawa pengaruh budaya seni sastra yang cukup besar di Indonesia. Seni sastra pada masa itu berupa puisi dan prosa.
Dilihat dari isinya, kesusateraan dikelompokkan menjadi tiga, yakni Kitab hukum, tutur (Pitutur kitab keagamaan), dan wiracarita (Kepahlawanan).
Adapun bentuk wiracarita yang sangat populer di Indonesia seperti Bharatayuda yang digubah Mpu Sedah dan Mpu Panuluh.
Karya sastra yang makin berkembang terutama bersumber dari Ramayana dan Mahabrata ini memunculkan seni pertunjukan wayang kulit.
Cerita dalam pertunjukan wayang kulit berasal dari India tetapi wayangnya berasal dari Indonesia.
Selain itu, JLA Brandes berpendapat bahwa gamelan merupakan salah satu instrumen di antara seni pertunjukan asli yang dimiliki oleh Indonesia sebelum budaya India masuk.
Kemudian, selama berabad-abad gamelan mengalami perkembangan dengan masuknya unsur budaya baru, baik dari segi bentuk maupun kualitas.
Sejak masa praaksara, masyarakat Indonesia sudah mengenal adanya simbol-simbol yang bermakna filosofis. Sebagai contoh jika ada orang yang meninggal, di dalam kuburnya disertai dengan beberapa benda.
Di antara benda tersebut biasanya terdapat lukisan orang yang sedang naik perahu, yang bermakna bahwa roh orang yang telah meninggal akan melanjutkan perjalanan ke alam baka.
Masyarakat pada kala itu sudah percaya bahwa adanya kehidupan setelah mati yakni sebagai roh halus. Maka roh nenek moyang mereka dipuja oleh orang yang masih hidup.
Sesudah masuknya pengaruh India, kepercayaan terhadap roh nenek moyang tidak hilang. Contohnya bisa dilihat pada fungsi candi atau kuli di India adalah sebagai tempat pemujaan.
Candi juga sebagai tempat makam raja atau menyimpan abu jenazah raja yang sudah meninggal. Hal ini merupakan perpaduan antara fungsi candi di India dan tradisi pemakaman atau pemujaan roh nenek moyang yang sudah ada di Indonesia.
Bangunan keagamaan seperti candi sangat dikenal pada masa Hindu Buddha. Hal ini dapat terlihat dari bangunan peninggalan Hindu, yakni Candi Gedungsongo maupun Candi Sewu.
Bangunan pertapaan wihara juga merupakan bangunan yang berundak. Terlihat di beberapa candi seperti Candi Tikus, Candi Jalayunda, dan Candi Plaosan.
Bangunan suci berundak tersebut sebenarnya telah berkembang pada zaman praaksara yang menggambarkan alam semesta yang bertingkat. Sementara tempat paling atas adalah tempat semayam para roh leluhur (nenek moyang).
Demikian sejumlah pengaruh budaya India di Indonesia. Selamat belajar!
(juh)