Menyusun naskah lakon adalah membuat ide ke dalam alur cerita dan susunan lakon. Penyusunan naskah lakon harus dipelajari oleh semua orang yang terlibat dalam rencana pertunjukan.
Untuk mewujudkan naskah yang baik di atas panggung, diperlukan pemahaman mengenai teknik menyusun naskah lakon dalam teater.
Naskah lakon dibangun dan berkembang melalui lakon yang memiliki konflik. Kehadiran konflik di dalam lakon teater bersifat mutlak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika di dalam lakon tidak mengandung konflik berarti telah mengaburkan esensi dari lakon teater (drama) itu sendiri. Sebab, inti dari drama adalah konflik.
Di dalam praktiknya, menyusun naskah lakon diperlukan suatu cara atau teknik untuk penuangan gagasan dalam bentuk tulisan.
![]() |
Adapun cara yang dapat digunakan dalam kreativitas menyusun naskah lakon dapat dilakukan melalui beberapa cara seperti menerjemahkan, mengadaptasi, menyadur, dan menyanggit.
Dihimpun dari buku Seni Budaya SMA/MA/SMK/MAK Kelas X Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2017), berikut teknik menyusun naskah lakon.
Menerjemahkan dapat diartikan sebagai mengalih bahasakan bahasa asing atau bahasa daerah ke bahasa Indonesia atau sebaliknya.
Menerjemahkan merupakan salah satu teknik naskah lakon yang dapat dilakukan untuk memenuhi pengadaan lakon teater.
Sebagai contoh dari lakon teater berbahasa Indonesia ke dalam bahasa daerah setempat.
Teknik mengadaptasi adalah menyesuaikan atau penyesuaian diri dengan situasi, kondisi, dan kebutuhan yang dihadapi.
Mengadaptasi naskah drama atau lakon teater dalam proses kreatifnya dapat dilakukan dengan cara menggunakan kandungan isi tematik dan struktur lakon dari naskah aslinya.
Kemudian bentuk lakonnya dapat disesuaikan dengan setting yang dikehendaki kreator.
Sadur adalah teknik menyusun naskah dengan cara menggubah atau mengubah sebagian unsur karya orang lain menjadi karya kita. Namun tidak menghilangkan dan merusak unsur-unsur pokok lakon dari pengarangnya.
Naskah lakon saduran yang tidak mencantumkan sumber cerita dan pengarang aslinya bisa disebut plagiat.
Menyadur dalam konteks cerita ke dalam bentuk lakon dapat kamu lakukan dengan mengubah sumber cerita yang ada. Bisa dari cerita dongeng, puisi, cerpen, prosa, hikayat, legenda, sejarah dan lainnya.
Sanggit mengandung arti bergeser atau menggeser sesuatu tetapi dalam satu hal yang sama. Dalam menyusun naskah lakon, menyanggit sama halnya dengan teknik menyadur.
Teknik menyanggit adalah membuat atau menyusun cerita atau lakon bersifat yang baru tetapi tidak melepaskan dari lakon atau cerita aslinya.
Bisa dikatakan, sanggit adalah proses pengembangan cerita dari tematik yang ada atau pengembangan lakon dari sebuah adegan atau babak.
Setelah mengetahui teknik menyusun naskah lakon, berikutnya adalah memahami struktur alur lakon. Berikut penjelasannya seperti dikutip dari Buku Panduan Guru Seni Teater SMA/SMK Kelas X Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2021).
Eksposisi adalah awal dari sebuah cerita atau permukaan cerita. Biasanya berupa pengenalan dan berisi penjelasan peristiwa agar penonton dapat masuk ke dalam situasi dan menarik untuk diikuti.
Penanjakan cerita atau rising action adalah mulai tumbuhnya satu titik konflik dan kekuatan sebagai pendorong konflik berikutnya. Umumnya ditandai oleh satu kekuatan keinginan dan tujuan dari tokoh utama yang akan mencari jalan pada tujuannya.
Kemudian dilanjutkan dengan komplikasi atau complication yang menuntun menuju awal konflik hingga berkembang menuju titik klimaks.
Hal ini biasanya ditandai dengan keruwetan yang dibangun oleh watak tokoh-tokohnya untuk mempertahankan tujuannya.
Keruwetan yang ada di ujung komplikasi, melahirkan sebuah krisis yang terus meninggi dan akhirnya terjadi suatu peristiwa yang tidak bisa dielakkan.
Lalu keadaan menjadi kacau yang berakibat salah satu atau satu pihak mengalami penderitaan. Klimaks harus tumbuh dari tokoh utama yang berujung dari keseluruhan laku. Pada titik ini bisanya peristiwa terasa cukup menegangkan.
Penurunan cerita atau falling action adalah tahapan setelah terbitnya peristiwa yang menegangkan. Cerita ditentukan oleh pilihan tokoh-tokohnya tersebut untuk menentukan nasibnya.
Penyelesaian atau conclusion biasanya ditandai dengan munculnya tokoh lain yang memiliki posisi penting (tokoh sentral).
Tokoh tersebut bisa menggiring peristiwa yang kacau tadi ke arah perubahan situasi tokoh-tokoh yang berhadapan dengan masalah masing masing. Lalu peristiwa yang sejak mula dibangun oleh para tokoh tokohnya, menjadi mereda.
Di tahap ini, kekacauan peristiwa oleh pihak-pihak yang terlibat tensinya menjadi menurun, bahkan berujung pada sebuah penyadaran para pelakunya dalam lakon tersebut.
Demikian penjelasan mengenai teknik menyusun naskah lakon dan strukturnya. Semoga bermanfaat!
(juh)