Perbedaan Sel Hewan dan Sel Tumbuhan Dilengkapi Penjelasan
Sel merupakan bagian struktural dan fungsional terkecil dalam tubuh makhluk hidup. Ukuran yang kecil membuat sel hewan maupun tumbuhan tidak dapat dilihat dengan mata telanjang.
Terdapat banyak persamaan pada sel di makhluk hidup. Meski demikian, tidak sedikit juga perbedaan sel hewan dan sel tumbuhan.
Lihat Juga : |
Mengutip e-Modul Organisasi Kehidupan Ilmu Pengetahuan Alam SMP/MTs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2017), sel pertama kali ditemukan oleh Robert Hooke pada 1665.
Penemuan itu dilakukan melalui pengamatan mikroskop majemuk pada dinding sel kosong yang melingkupi sel-sel mati pada gabus dari kulit pohon ek.
Perbedaan sel hewan dan tumbuhan
Hewan dan tumbuhan memiliki sel yang berbeda karena dipengaruhi perbedaan peran ekologis. Mengutip e-Modul Pendidikan Profesi Guru, perbedaan sel hewan dan sel tumbuhan dapat dicermati melalui tabel berikut.
Perbedaan | Sel Hewan | Sel Tumbuhan |
Bentuk sel |
|
|
Dinding sel | Tidak ada | Ada |
Lisosom | Ada | Tidak ada atau jarang |
Plastida | Tidak ada | Ada |
Sentrosom atau sentiol | Ada | Tidak ada/jarang ditemukan |
Peroksisom | Ada | Ada |
Glioksisom | Tidak ada | Ada |
Vakuola | Kecil/tidak ada | Ada, permanen |
Penjelasan perbedaan sel hewan dan tumbuhan
Dari tabel di atas dapat dilihat banyak perbedaan sel hewan dan tumbuhan. Berikut penjelasan sel yang dimiliki oleh hewan dan tumbuhan.
1. Dinding sel
Dinding sel merupakan komponen sel yang terdapat pada sel tumbuhan, sedangkan hewan tidak memiliki komponen tersebut.
Dinding sel menentukan bentuk sel dan berfungsi sebagai penguat juga pelindung protoplas. Ketebalannya bergantung pada umur dan tipe sel.
Dinding sel dibedakan menjadi tiga bagian yaitu lamela tengah, dinding sel primer dan dinding sel sekunder. Lamela tengah dan dinding sel primer terdapat di semua tumbuhan. Sementara dinding sel sekunder hanya dimiliki oleh sel yang mengalami penebalan dinding.
2. Lisosom
Lisosom adalah organel sel yang tersusun atas enzim hidrolitik yang fungsinya untuk proses pencernaan sel, autofagi, dan autolisis. Lisosom ditemukan oleh Christian de Duve pada 1950.
Diameter lisosom kurang lebih 500nm. Isi lisosom adalah enzim, hidrolitik seperti glikosidase, fosfolipase, protease, nuclease, lipase, dan fosfatase.
3. Plastida
Plastida merupakan organel yang khas pada sel tumbuhan. Plastida tersebar di sitoplasma sel tumbuhan dan terlihat jelas di bawah mikroskop.
Ukuran dan bentuk plastida bermacam-macam. Sebut saja pada sel tumbuhan berbunga, bentuknya lempengan kecil bikonveks. Berdasarkan warna, plastida dibedakan jadi:
- Leukoplas, merupakan plastida yang tidak berwarna dan biasanya terdapat pada sel dewasa yang tidak terkena cahaya matahari. Fungsi leukoplas sebagai pusat pembentukan dan penyimpanan makanan cadangan seperti pati.
- Kloroplas, berwarna hijau dan mengandung klorofil dan karotenoid. Fungsinya untuk menangkap energi cahaya yang diperlukan sebagai proses fotosintesis. Kloroplas terdapat pada jaringan fotosintetik seperti daun atau bagian tumbuhan yang berwarna hijau. Bentuknya beraneka ragam seperti Spermatophyta.
- Kromoplas, merupakan plastida yang menghasilkan warna selain hijau seperti merah, oranye, kuning pada bagian tumbuhan tertentu karena zat karotenoid. Biasanya ada pada mahkota bunga, buah yang matang, akar wortel, tomat dan lainnya. Fungsi kromoplas antara lain untuk sintesis dan penyimpanan pigmen; memberi warna pada bunga, buah, atau bagian tumbuhan lain yang berwarna selain hijau; menarik perhatian hewan pollinator atau penyebar biji.
Lihat Juga : |
4. Sentrosom atau sentiol
Sentrosom merupakan komponen sel hewan terutama dalam pembelahan sel. Sentrosom adalah organel sel yang terdiri dari dua sentriol yang disusun secara ortogonal.
Kedua sentriol cenderung tegak lurus satu sama lain yang terdapat dalam massa yang amorf dan mengandung lebih dari 100 protein yang berbeda. Sentrosom terletak di sitoplasma, dekat nukleus.
Sentriol terdiri dari sembilan mikrotubulus triplet atau masing-masing sel terdiri dari tiga buah mikrotubulus yang dirangkai dalam struktur seperti silinder. Fungsinya menggerakkan kromosom saat pembelahan sel.
Sentriol akan membentuk aster dan benang-benang spindle yang fungsinya mengatur arah gerak dan menarik kromosom ke kutub-kutub berseberangan selama pembelahan sel.
5. Peroksisom
Peroksisom menghasilkan enzim katalase yang mengubah peroksida air (H2O2) menjadi oksigen dan air (O2 + H2O). Hidrogen peroksida merupakan produk metabolisme sel yang berpotensi membahayakan sel.
Peroksisom juga berperan dalam perubahan lemak menjadi karbohidrat. Sel tersebut ada pada hewan dan tumbuhan. Pada hewan, peroksisom banyak di hati dan ginjal. Sementara itu, peroksisom terdapat dalam berbagai tipe sel di tumbuhan.
6. Glioksisom
Glioksisom merupakan antibodi yang terdapat pada sel tumbuhan. Organel itu banyak ditemukan dalam jaringan lemak pada biji yang sedang berkecambah.
Glioksisom menghasilkan enzim β-peroxisomal oksidase yang berfungsi mengoksidasi asam lemak menjadi asetil-CoA. Nantinya dihasilkan energi (ATP) yang dibutuhkan untuk perkecambahan.
7. Vakuola
Vakuola merupakan komponen sel yang ada pada tumbuhan dan hewan. Vakuola ada di seluruh jenis tumbuhan. Sementara itu tidak semua jenis hewan memiliki vakuola.
Ukuran vakuola pada sel hewan lebih kecil daripada tumbuhan, sedangkan pada tumbuhan, vakuola tergantung pada usia sel, semakin dewasa maka akan semakin besar dan kehadirannya permanen.
Fungsi vakuola pada tumbuhan sebagai osmoregulator yakni menjaga nilai osmotic sel, tempat menyimpan bahan tertentu, wadah sisa metabolisme dan berperan dalam degradasi organel sel yang telah tua atau rusak.
Demikian penjelasan tentang perbedaan sel hewan dan sel tumbuhan yang perlu kamu ketahui. Semoga bermanfaat!
(glo/fef)