Gas rumah kaca adalah gas yang ditimbulkan dari kegiatan industri dan kegiatan sehari-hari. Contoh gas rumah kaca salah satunya adalah karbon dioksida yang dikenal dengan CO2.
Selain karbon dioksida, ada juga jenis gas lainnya yang terlepas ke atmosfer. Gas-gas yang terlepas ke atmosfer tersebut membentuk lapisan yang mengungkung Bumi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikutip dari Modul Pemanasan Global Kemenag RI (2021), energi panas matahari yang seharusnya dipantulkan keluar atmosfer justru kembali ke bumi karena dipantulkan oleh gas-gas rumah kaca.
Hal tersebut membuat Bumi menjadi makin panas sehingga terjadilah efek rumah kaca yang merugikan kehidupan manusia.
Gas rumah kaca adalah gas yang ditimbulkan dari kegiatan industri, kegiatan sehari-hari, atau bisa juga berasal dari hal-hal alami. Emisi gas-gas yang dilepaskan ke atmosfer dari berbagai aktivitas manusia di Bumi menimbulkan efek rumah kaca di atmosfer.
Contoh aktivitas alami yang menyebabkan terjadinya gas rumah kaca adalah meletusnya gunung api. Sementara, contoh kegiatan manusia yang dapat menghasilkan gas yang dapat mencemari udara adalah mesin-mesin kendaraan, limbah industri, tambang, hingga limbah rumah tangga.
Meningkatnya gas rumah kaca penyebab utama pemanasan global dan perubahan iklim seperti perubahan suhu udara dan curah hujan.
Dilansir dari situs Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, contoh gas-gas rumah kaca adalah karbon dioksida (CO2), belerang dioksida (SO2), nitrogen monoksida (NO), nitrogen dioksida (NO2), gas metana (CH4), dan klorofluorokarbon (CFC). Berikut masing-masing penjelasannya.
Ditambahkan dari buku Pencemaran Udara dan Emisi Gas Rumah Kaca (2020), karbon dioksida adalah gas yang berasal dari hasil pembakaran bahan bakar fosil.
Contohnya seperti pembakaran hutan, gas yang keluar dari mesin pesawat terbang, kapal, dan mesin-mesin kendaraan seperti motor, mobil, dan kereta api.
Hasil pembakaran tersebut akan meningkatkan kadar CO2 yang membuat udara tercemar. Apabila kadar CO2 di udara terus meningkat maka dapat menyebabkan terbentuknya gas rumah kaca yang berdampak pemanasan global.
Gas belerang yang terdapat di udara dapat berupa sulfur monooksida (SO) dan sulfur dioksida (SO2). Gas tersebut dihasilkan oleh pembakaran minyak bumi dan batu bara.
Jika gas belerang (SO, SO2, atau SO3) bereaksi dengan gas nitrogen oksida (NO2, NO3) dan uap air membentuk senyawa asam (asam sulfat, asam nitrat).
Apabila senyawa asam bergabung dengan uap air akan membentuk awan, lalu mengalami kondensasi dan presipitasi di udara dan akan turun sebagai hujan asam.
Nitrogen oksida (NO) dan hidro karbon (HC) adalah yap bensin yang tidak terbakar. Gas ini dihasilkan dari pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna yang dipengaruhi oleh sinar matahari.
Kemudian akan membentuk smog yang berupa gas yang sangat pedih jika mengenai mata dan juga sebagai penyebab penyakit kanker.
Nitrogen dioksida (NO2) adalah gas yang paling beracun yang dihasilkan dari pembakaran batu bara di pabrik, pembangkit energi listrik, dan knalpot kendaraan bermotor.
Metana merupakan gas yang terbentuk dari karbon dan hidrogen atau air. Gas ini dihasilkan oleh rawa-rawa, sawah padi, peternakan, sampah sisa makanan, dan penggunaan gas bumi dan batu bara.
Peternakan yang ada di Bumi juga dapat menghasilkan metana. Hewan-hewan ini menghasilkan metana saat mencerna rumput yang dimakannya.
Gas mentana dikeluarkan melalui kentut dan sendawa hewan ternak. Gas ini dianggap sebagai penyebab pemanasan global terburuk kedua setelah karbon dioksida.
Clourofluorocarbon (CFC) atau klorofluorokarbon adalah gas yang cukup banyak dijumpai dalam keseharian. Contohnya parfum berwujud aerosol, AC, dan beberapa lemari es model lama.
CFC memang tidak berbahaya secara langsung tetapi ketika menyemprotkannya maka CFC yang keluar akan langsung terbang mencapai stratosfer.
Pada stratosfer terdapat lapisan ozon (O3) yang dikenal sebagai pelindung Bumi dari sinar ultraviolet matahari.
Demikian penjelasan mengenai contoh gas rumah kaca. Selamat belajar.
(juh)