Pengertian, Jenis, dan Contoh Batuan Beku
Batuan beku merupakan satu dari tiga macam batuan yang terdapat di alam, yakni batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf.
Batuan beku merupakan hasil pembekuan magma. Yang dimaksud magma adalah senyawa silikat, berbentuk cair, pijar, panas, dan berada dalam dapur magma.
Cairan magma bersifat dinamis, selalu bergerak dan mengalir ke semua tempat di dalam litosfer.
Tempat-tempat magma mengalir selalu melalui retakan-retakan atau patahan geologi pada litologi yang mengelilingi dapur magma.
Pengertian batuan beku
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari magma yang membeku karena proses pendinginan, seperti dikutip dari buku Geografi: Membuka Cakrawala Dunia untuk Kelas X SMA/MA.
Jika magma telah mencapai titik kristalisasinya, maka magma tersebut akan mengkristal membentuk kumpulan mineral tertentu yang disebut batuan beku atau igneous rock.
Secara umum, batuan beku memiliki ciri-ciri homogen dan kompak, tidak ada pelapisan, dan umumnya tidak mengandung fosil.
Lihat Juga : |
Jenis dan contoh batuan beku
Batuan beku memiliki banyak jenis yang dikelompokkan berdasarkan hal-hal tertentu, seperti letak pembentukannya dan komposisi kimia.
Dilansir dari buku Belajar Petrologi secara Mandiri (2021) dan sumber lainnya, berikut jenis dan contoh batuan beku.
1. Batuan beku berdasarkan letak pembentukannya
Batuan beku berdasarkan letak pembentukannya terbagi menjadi tiga, yaitu batuan beku dalam, korok, dan luar atau efusif. Simak penjelasannya.
Batuan beku dalam (plutonik)
Batuan beku dalam atau plutonik terbentuk di bawah lapisan Bumi yakni pada kedalaman 15-50 km. Batuan jenis ini proses pembekuannya sangat lambat.
Sebab berada dekat astenosfer sehingga menghasilkan batuan yang berukuran besar dengan tekstur holokristalin, yaitu semua komposisi batuan disusun oleh kristal yang sempurna. Contoh batuan beku dalam adalah batu diorite, gabbro, granit, dan peridodit.
Batuan beku korok (gang)
Ditambahkan dari buku Geografi 1 SMA Kelas X (2022), batuan beku korok atau gang lokasi terjadinya pembekuan magma adalah di sela-sela lapisan batu-batuan.
Selain itu, bisa juga berada pada corong diatrema (saluran magma) yang sedang naik ke lapisan kerak Bumi. Magma yang bergerak menuju permukaan Bumi mengalami proses pendinginan lebih cepat.
Hal itu mengakibatkan ada sebagian batuan yang berukuran besar (fenokrist) dan ada juga batu yang berukuran kecil (massa dasar atau ground mass).
Gabungan kristal besar dan kecil ini membentuk suatu tekstur yang disebut porfiri. Contoh batuan beku korok atau gang adalah porfiri granit dan porfiri gabro.
Batuan beku luar (efusif)
Batuan beku luar (efusif) disebut juga batu lelehan, yakni batuan beku yang terbentuk di permukaan Bumi.
Magma yang keluar Bumi mengalami proses pendinginan dan pembekuan sangat cepat sehingga tidak menghasilkan kristal-kristal batuan. Contoh batuan beku luar adalah riolit dan basalt.
Lihat Juga : |
2. Batuan beku berdasarkan komposisi kimia
Dilansir dari buku Geografi SMA/MA Kelas X (Diknas), jenis batuan beku berikutnya berdasarkan komposisi kimia. Jenis tersebut dikelompokkan berdasarkan persentase silikon dioksida (SiO2) atau silikat/asam silikat yang terkandung di dalamnya.
Batuan beku berdasarkan letak pembentukannya dapat digolongkan menjadi batuan yang bersifat sangat basa (ultra basic rocks), basa (basic rocks), menengah (intermediate rocks), dan asam (acid rock). Simak penjelasannya.
Batuan yang bersifat sangat basa (ultra basic rocks)
Batuan yang bersifat sangat basa dengan jumlah SiO2 kurang dari 45 persen memiliki tekstur holokristalin. Mineral pembentuk utamanya terdiri dari oviline dan piroksen.
Secara teknis, batuan ini tersusun dari mineral silikat. Berikut contoh jenis batuan yang bersifat sangat basa:
- Peridotit: batuan yang tersusun dari mineral olivin dan sejumlah kecil piroksen
- Dumit: batuan yang tersusun dari atas mineral olivin dan sedikit kromit dan magnetit.
- Piroksenit: batuan yang banyak mengandung mineral-mineral piroksen dan sejumlah kecil olivin.
- Batuan peridotit dan piroksenit biasanya mengandung bijih besi, krom, dan nikel.
- Peridotit, yaitu batuan yang tersusun dari mineral olivin dan sejumlah kecil piroksen
Batuan yang bersifat basa (basic rocks)
Batuan bersifat basa memiliki jumlah SiO2 antara 45-55 persen. Piroksen dan plagioklas adalah mineral utama pembentuk batuan beku ini, dengan sejumlah kecil hornblenda dan olivin. Contoh batuan ini adalah:
- Gabro: batuan beku dalam bertekstur holokristalin dengan mineral dasar piroksen gelap (augfit) atau kristal-kristal hornblenda dan kristal plagioklas.
- Basalt: batuan hitam yang bertekstur mikrokristalin. Batuan ini terdiri dari kristal-kristal halus dari augit, plagioklas, dan olivin
- Diabas: batuan yang komposisi mineral dan teksturnya menyerupai basalt tapi mineral sekundernya berupa hornblenda, serpentine, dan klorit.
Basalt dan diabas merupakan batuan beku luar terbentuk dari magma gabro.
Batuan bersifat menengah (intermediate rocks)
Batuan bersifat menengah mempunyai jumlah SiO2 antara 55-65 persen. Batuan ini tersusun atas banyak mineral warna terang daripada mineral-mineral warna gelap sehingga jenis batuan ini umumnya berwarna lebih terang. Contoh batuan ini adalah:
- Diorit: batuan beku dalam yang bertekstur holokristalin. Mineral utama pembentukannya adalah plagioklas dan hornblenda. Biasanya batuan ini mengandung timah hitam, seng, tembaga, besi.
- Andesit: batuan ini bertekstur porfiri, massa dasarnya bersifat poros (sarang/banyak mempunyai pori-pori) dan berwarna abu-abu atau coklat. Fenokrisnya terdiri atas kristal-kristal plagioklas, hornblenda, atau augit.
- Porfiri: tekstur dan komposisi mineralnya menyerupai andesit, hanya massa dasarnya berwarna lebih gelap.
Batuan yang bersifat asam (acid rocks)
Batuan yang bersifat asam dengan jumlah SiO2 antara 65-75 persen memiliki karakteristik kadar kuarsanya yang besar dan mengandung sejumlah besar feldspar (orthoklas). Contoh dari batuan ini adalah:
- Granit: tersusun dari banyak mineral sehingga mengakibatkan warna umum granit sukar diketahui.
- Obsidian: batuan ini memiliki komposisi mineral yang berbeda-beda. Obsidian terbentuk dari lava yang mendingin secara cepat sehingga tidak sempat berbentuk kristal. Umumnya obsidian berwarna gelap (hijau dan coklat).
- Batuan Apung: batuan yang poros dan tidak mengandung kristal. Batu apung terbentuk selama erupsi gunung api yang kaya akan gas.
- Tuff vulkanik: sedimentasi dari debu vulkanik dan batu-batu pasir akan membentuk bantuan kompak yang disebut tuff vulkanik.
Lihat Juga : |
Itulah pengertian, jenis, dan contoh batuan beku. Semoga bermanfaat!
(juh)