14 Jenis-Jenis Tanah di Indonesia dan Persebarannya

CNN Indonesia
Senin, 16 Okt 2023 12:00 WIB
Tanah adalah lapisan paling atas permukaan bumi yang berfungsi sebagai media pertumbuhan tanaman. Simak jenis-jenis tanah di Indonesia.
Ilustrasi. Jenis-jenis tanah di Indonesia dan persebarannya (Istockphoto/Kelvinjay)
Jakarta, CNN Indonesia --

Ada banyak jenis-jenis tanah di Indonesia yang persebarannya luas di berbagai wilayah. Namun tidak semua jenis tanah itu bisa disebut subur, sebab beda jenis, berbeda pula cirinya.

Tanah adalah lapisan paling atas permukaan bumi yang berfungsi sebagai media untuk pertumbuhan tanaman. Tanah terbentuk atas pelapukan batuan yang di dalamnya mengandung berbagai bahan organik dan anorganik.

Dilansir dari buku Geografi: Menyingkap Fenomena Geosfer, topografi suatu daerah sangat memengaruhi pembentukan tanah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seperti di dataran tinggi dan dataran rendah, kedua tempat tersebut akan menciptakan jenis tanah yang berbeda, mulai dari sifat, ciri, tekstur, hingga jenis tanahnya.

Jenis-Jenis Tanah di Indonesia

Dirangkum dari buku IPS TERPADU: Jilid 2A, berikut jenis-jenis tanah di Indonesia dan persebarannya yang perlu diketahui.

1. Tanah Latosol

Tanah latosol adalah jenis tanah yang terbentuk akibat pelapukan bahan induk batuan tufa vulkanik. Tanah jenis ini banyak terbentuk di wilayah beriklim basah dengan curah hujan antara 2.000-7.000 mm per tahun.

Tanah latosol memiliki sifat tahan terhadap erosi dan memiliki produktivitas sedang hingga tinggi. Selain itu, tanah ini banyak digunakan untuk persawahan, penanaman palawija, dan perkebunan.

Persebaran tanah latosol mencakup di berbagai wilayah seperti Jawa, Bali, Sumatra, Kalimantan, Maluku, dan Papua.

2. Tanah Podsolik Merah Kuning

Tanah podsolik merah kuning adalah tanah yang berasal dari hasil pelapukan batuan tufa vulkanik, endapan vulkanik, batu pasir, dan pasir kuarsa yang bersifat asam.

Tanah podsolik terbentuk di wilayah dengan curah hujan tinggi antara 2.500-3000 mm per tahun. Sifat tanahnya peka terhadap erosi dan memiliki produktivitas rendah sampai sedang.

Oleh karena itu, tanah podsolik banyak digunakan untuk persawahan, perladangan, kebun karet, kopi, dan kelapa sawit.

Tanah jenis ini banyak tersebar di wilayah Jawa Barat, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Papua.

3. Tanah Mediteran

Tanah mediteran adalah jenis tanah yang terbentuk akibat pelapukan bahan induk batuan kapur, batuan sedimen, dan batuan tufa vulkanik.

Tanah mediteran banyak terbentuk di wilayah yang memiliki curah hujan 800-2.500 mm per tahun. Biasanya, tanah jenis ini terdapat di atas ketinggian sekitar 0-400 m.

Sifat dari tanah mediteran sangat rentan terhadap erosi dan memiliki produktivitas rendah hingga sedang. Di Indonesia, luas keseluruhan tanah ini kurang lebih tujuh juta hektare.

4. Tanah Aluvial

Tanah aluvial adalah tanah yang proses terbentuknya akibat proses pengendapan bahan-bahan yang dibawa oleh aliran sungai.

Bahan-bahan tersebut nantinya diendapkan ketika arus sungai melambat di wilayah yang datar. Sifat tanah aluvial sangat subur dan peka terhadap erosi.

Tanah aluvial banyak ditemukan di hampir seluruh wilayah Indonesia, terutama di sepanjang daerah aliran sungai.

5. Tanah Andosol

Tanah andosol adalah jenis tanah dari pelapukan batuan induk tufa dan abu vulkanik. Selain itu, tanah jenis ini terbentuk di wilayah yang memiliki curah hujan antara 2.500-7.000 mm per tahun.

Sifat tanah andosol sangat peka terhadap erosi dan memiliki produktivitas sedang hingga tinggi. Tanah andosol banyak digunakan untuk penanaman sayuran, kopi, buah-buahan, teh, kina, dan pinus.

6. Tanah Podsol

Tanah podsol adalah jenis tanah yang terbentuk akibat pelapukan batuan tufa vulkanik dan pasir kuarsa.

Tanah podsol bersifat peka terhadap erosi dan memiliki produktivitas rendah. Biasanya, tanah jenis ini ditemukan di wilayah dengan ketinggian 0-2.000 m di atas permukaan laut.

Di Indonesia, luas keseluruhan tanah podsol kurang lebih lima juta hektar dan jenis tanah ini sering kali digunakan untuk perladangan dan perkebunan lada.

7. Tanah Regosol

Tanah regosol adalah jenis tanah dari pelapukan batuan yang mengandung abu vulkanik, pasir pantai, dan napal.

Jenis tanah regosol ini terdapat di wilayah-wilayah dengan ketinggian 0-2.000 m di atas permukaan laut.

Tanah regosol memiliki sifat rentan terhadap erosi dan memiliki produktivitas rendah sampai tinggi.

Tanah jenis regosol umumnya digunakan untuk persawahan, perkebunan, dan penanaman palawija.

8. Tanah Grumosol

Tanah grumosol adalah jenis tanah yang terbentuk akibat pelapukan batuan naval, tanah liat, dan tufa vulkanik.

Jenis tanah grumosol biasanya ditemukan di wilayah yang memiliki ketinggian 0-200 m di atas permukaan laut.

Sifat tanah grumosol ini peka terhadap erosi dan memiliki produktivitas rendah hingga sedang. Tanah grumosol banyak dimanfaatkan penggunaannya untuk palawija, tegalan, tebu, kapas, hingga hutan jati.

9. Tanah Rensina

Jenis tanah di Indonesia selanjutnya ada tanah rensina yang terbentuk dari hasil pelapukan batuan kapur.

Lapisan yang dimiliki tanah rensina ini sangat tipis. Oleh karena itu, tanahnya sangat peka terhadap erosi dan memiliki produktivitas relatif rendah.

Biasanya, tanah jenis rensina kerap digunakan untuk keperluan tegalan, padang rumput, dan hutan jati.

10.Tanah Gambut (Organol)

Tanah gambut atau organol adalah jenis tanah yang terbentuk dari bahan induk dan mengandung bahan organik dari hutan gambut serta tanaman rawa.

Jenis tanah organol banyak terbentuk di wilayah yang memiliki curah hujan lebih dari 5.000 mm per tahun. Selain itu, produktivitas tanah ini adalah rendah.

11.Tanah Glei Humus

Tanah glei humus adalah jenis tanah yang terbentuk dari hasil endapan bahan aluvial di wilayah yang memiliki curah hujan lebih dari 1.500 mm per tahun. Jenis tanah glei humus ini memiliki produktivitas rendah.

Sebagian besar persebaran tanah glei humus ini berada di dataran rendah yang berawa-rawa. Tanah ini kerap digunakan untuk persawahan pasang surut dan persawahan rawa.

12.Tanah Litosol

Tanah litosol adalah jenis tanah dari pelapukan batuan yang belum sempurna sehingga sulit ditanami oleh tumbuh-tumbuhan.

Sebagian besar tanah ini tidak dapat digunakan sebagaimana mestinya. Namun, ada beberapa bagian jenis tanah litosol yang masih bisa digunakan untuk menanam tanaman keras, tegalan, dan palawija.

13.Tanah Hidromorf Kelabu

Jenis tanah hidromorf kelabu terbentuk dari pelapukan batuan tufa vulkanik asam dan batu pasir. Tanah hidromorf banyak ditemukan di wilayah yang memiliki curah hujan lebih dari 2.000 mm per tahun.

Sifat dari tanah ini adalah peka terhadap erosi dan memiliki produktivitas rendah sampai sedang. Jenis tanahnya banyak digunakan untuk persawahan dan palawija, hingga bahan pembuatan batu bata serta genting.

14.Tanah Planosol

Tanah planosol adalah jenis tanah yang terbentuk dari pelapukan batuan endapan di dataran rendah yang banyak mengandung bahan aluvial.

Jenis tanah planosol banyak ditemui di wilayah yang memiliki ketinggian 0-50 m di atas permukaan laut yang memiliki curah hujan kurang dari 2.000 mm per tahun.

Sifat dari tanah planosol memiliki kepekaan yang sangat tinggi terhadap erosi. Selain itu, produktivitasnya pun rendah dan biasanya digunakan untuk persawahan tadah hujan dan tegalan.

Itulah beberapa jenis-jenis tanah di Indonesia, lengkap dengan persebarannya yang ada di berbagai wilayah.

(avd/juh)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER