Tasyahud atau tahiyat akhir merupakan bagian dari rukun sholat yang dikerjakan sebelum salam. Pada saat tahiyat akhir, terdapat bacaan tahiyat akhir dan bersholawat kepada Nabi Saw.
Setelah itu, muslim dilanjutkan membaca doa setelah tahiyat akhir dan sholawat, tepat sebelum melakukan salam untuk mengakhiri sholat. Berikut bacaan doa setelah tahiyat akhir sebelum salam dalam Arab, latin, dan artinya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Membaca tahiyat akhir tidak hanya menjadi syarat sah salat, tetapi juga mengandung doa-doa penting yang menyempurnakan ibadah kita kepada Allah SWT.
Sebagai umat Islam, memahami dan mengamalkan bacaan doa tahiyat akhir sebelum salam sangatlah penting. Selain berisi salam dan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW, tahiyat akhir juga mencerminkan kerendahan hati seorang hamba di hadapan Tuhannya sebelum mengakhiri sholat.
Kemudian, muslim dianjurkan membaca doa setelah baca tahiyat akhir bahkan makruh meninggalkannya. Dikutip dari NU Online, Syekh Zainuddin Al-Malibari menjelaskan dalam Fathul Muin:
وسن في تشهد أخير دعاء بعد ما ذكر كله، وأما التشهد الأول فيكره فيه الدعاء لبنائه على التخفيف، إلا إن فرغ قبل إمامه فيدعو حينئذ
Artinya, "Disunahkan pada tasyahud akhir berdoa setelah membaca doa tahiyat akhir seluruhnya. Sementara pada tasyahud awal makruh berdoa (setelah selesai baca doa tahiyat) karena tujuannya untuk meringankan (mempercepat), kecuali kalau imam belum selesai tasyahud awal. Dalam kondisi itu dibolehkan berdoa," (Lihat Syekh Zainuddin Al-Malibari, Fathul Mu'in, Jakarta, Darul Kutub Islamiyyah, 2009 M, halaman 47).
Menurut Syekh Zainuddin Al-Malibari, doa yang paling utama dibaca adalah doa yang ma'tsur dari Nabi Saw, sebagai berikut.
أَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ عَذَابِ النَّارِ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيْحِ الدَّجَّالِ
Latin: Allâhumma innî a'ûdzubika min adzâbil qabri wa min 'adzâbin nar, wa min fitnatil mahyâ wal mamât wa min fitnatil masîhid Dajjâl.
Artinya: "Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari siksaan kubur, siksa api neraka, fitnah kehidupan dan kematian, serta berlindung dari fitnah dajjal.
Selain doa di atas, dalam riwayat Al Bukhari disebutkan redaksi doa yang lain, sebagai berikut:
اللَّهمَّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي ظُلْمًا كَثِيرًا كَبِيْرًا وَلَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ، فَاغْفِرْ لِي مَغْفِرَةً مِنْ عِنْدِكَ، وَارْحَمْنِي إِنَّكَ أَنْتَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
Latin: Allâhumma innî zhalamtu nafsî zhulman katsîran kabîran wa lâ yaghfirudz dzunûba illâ anta, faghfir lî maghfiratan min 'indika, warhamnî innaka antal ghafûrur rahîm.
Artinya: "Ya Allah, sesungguhnya aku telah menzalimi diriku dengan kezaliman yang banyak, tidak ada yang mengampuni dosa selain engkau. Ampunilah aku dengan ampunan di sisi-Mu dan kasihilah aku, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
Demikian lafadz doa setelah tahiyat akhir sebelum salam yang disunnahkan untuk dibaca.
(fef)