Apa Beda antara Proteksi dan Kuota Impor? Ini Penjelasannya

CNN Indonesia
Rabu, 15 Okt 2025 16:00 WIB
Ilustrasi. Proteksi dan kuota impor adalah dua instrumen untuk mengatur arus barang dari luar negeri. Lalu apa beda antara proteksi dan kuota impor? (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia --

Proteksi dan kuota impor merupakan instrumen penting yang digunakan pemerintah untuk mengatur arus barang dari luar negeri. Lalu apa beda antara proteksi dan kuota impor?

Proteksi dan kuota impor sama-sama hadir sebagai upaya menjaga stabilitas ekonomi domestik. Namun, cara kerjanya tidak identik. Proteksi biasanya lebih luas cakupannya, sedangkan kuota impor memiliki batasan yang lebih spesifik.

Untuk memahaminya lebih lanjut, simak penjelasan mengenai perbedaan proteksi dan kuota impor dilengkapi contohnya, yang dilansir dari berbagai sumber.

Perbedaan proteksi dan kuota impor

Apa beda antara proteksi dan kuota impor? Beda antara proteksi dan kuota impor terletak pada lingkup serta cara penerapannya.

Proteksi impor mencakup berbagai kebijakan, mulai dari tarif, aturan teknis, hingga pembatasan jumlah barang yang masuk ke dalam negeri.

Sementara itu, kuota impor adalah bentuk khusus dari proteksi yang secara spesifik membatasi jumlah barang tertentu yang boleh masuk dalam periode tertentu.

Kuota bekerja dengan angka atau volume yang jelas sehingga pengimpor tidak bisa menambah barang setelah batas ditentukan.

Dengan demikian, proteksi dapat dipandang sebagai payung besar kebijakan, sedangkan kuota impor adalah salah satu instrumen di dalamnya.

Perbedaan ini penting agar kita memahami bagaimana pemerintah menyesuaikan kebijakan sesuai kebutuhan ekonomi.

1. Proteksi impor

Berdasarkan penjelasan dalam buku Blak-blakan Bahas Mapel Ekonomi SMA oleh Raras Gistha Rosardi, proteksi impor adalah kebijakan pemerintah yang bertujuan membatasi masuknya barang dari luar negeri untuk melindungi industri dalam negeri.

Kebijakan ini memberi ruang bagi produsen lokal, terutama industri yang baru tumbuh (infant industry), agar dapat berkembang tanpa tertekan persaingan barang impor. Mereka dapat memperkuat produksi dan meningkatkan kualitas sebelum bersaing di pasar terbuka.

Selain itu, proteksi impor juga diarahkan untuk mendukung diversifikasi produksi, memperbaiki neraca pembayaran internasional, menambah pendapatan negara melalui bea masuk, serta menjaga stabilitas ekonomi dan politik.

Dengan demikian, proteksi impor tidak hanya berfungsi sebagai pembatasan arus barang, tetapi juga sebagai strategi menjaga keseimbangan ekonomi nasional. Tujuan akhirnya adalah menciptakan kondisi yang kondusif bagi pertumbuhan industri dalam negeri.

2. Kuota impor

Melansir penjelasan dalam Buku Siswa EKONOMI Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial Untuk Siswa SMA/MA Kelas XI Kurikulum 2013 oleh Basuki Darsono, kuota impor adalah kebijakan yang menetapkan batas jumlah barang yang boleh diimpor ke suatu negara.

Tujuan utama dari kebijakan ini adalah untuk melindungi produksi dalam negeri agar tidak kalah bersaing dengan produk dari luar negeri. Dalam penerapannya, kuota impor menentukan batas maksimal barang tertentu yang dapat masuk ke pasar domestik dalam periode tertentu.

Jika batas tersebut sudah tercapai, maka pengimpor tidak diperbolehkan lagi menambahkan barang impor baru. Mekanisme ini membuat pemerintah dapat mengendalikan jumlah barang asing yang beredar, sehingga produsen lokal memiliki ruang yang lebih aman untuk menjual hasil produksinya.

Selain membatasi jumlah barang, kuota impor juga berfungsi menjaga kestabilan harga pasar. Dengan mengendalikan pasokan dari luar negeri, kebijakan ini melindungi produsen lokal, terutama pada komoditas strategis seperti pangan.

Contoh proteksi dan kuota impor

Untuk lebih memahaminya, simak apa saja contoh proteksi impor dan kuota impor dalam kehidupan sehari-hari.

Contoh proteksi impor

1. Bea masuk

Pemerintah mengenakan bea masuk atau tarif impor untuk berbagai barang impor. Contohnya, barang dengan nilai impor lebih dari USD3 akan dikenakan bea masuk sebesar 7,5% dan PPN. 

2. Subsidi

Pemerintah memberikan bantuan finansial kepada industri dalam negeri, seperti petani atau produsen, agar mereka lebih mampu bersaing dengan produk impor.

3. Pembatasan teknis

Pembatasan teknis adalah penerapan standar kualitas produk impor untuk membatasi masuknya produk asing. 

Kebijakan ini melibatkan penerapan standar kualitas, keamanan, dan kesehatan yang harus dipenuhi oleh produk impor sebelum bisa dijual di dalam negeri, yang bisa menghambat masuknya barang asing. 

Contoh kuota impor

1. Menambah kuota impor BBM

Contoh kuota impor bahan bakar minyak (BBM) adalah peningkatan kuota impor sebesar 10 persen yang diberikan kepada perusahaan swasta.

Misalnya negara A memberikan tambahan kuota impor BBM sebesar 10 persen kepada perusahaan-perusahaan swasta pada 2025 dibandingkan dengan tahun 2024.

Jika perusahaan A pada 2024 mendapatkan kuota impor sebanyak 1 juta kiloliter, maka di tahun 2025 kuota yang diberikan menjadi 1,1 juta liter (1.000.000 KL + 10% dari 1.000.000 KL).

Tujuannya untuk memastikan pasokan energi nasional tetap stabil, mencegah kekurangan pasokan, dan menjaga stabilitas pasokan BBM di tengah masyarakat.

2. Membatasi barang impor

Contoh aktivitas kuota impor adalah membatasi barang yang diimpor, misalnya seperti membatasi jumlah bahan makanan yang masuk ke negara tertentu.

Misalnya negara A memberlakukan kuota impor gandum sebanyak 90.000 ton per tahun untuk melindungi petani gandum lokal. Ini berarti, hanya 90.000 ton gandum yang diizinkan masuk ke negara tersebut dalam satu tahun.

Tujuannya, selain untuk melindungi industri dalam negeri, kuota impor menjaga stabilitas harga di pasar domestik dan mengatur keseimbangan pasokan.

Itulah penjelasan mengenai apa beda antara proteksi dan kuota impor dilengkapi dengan contohnya. Semoga bermanfaat untuk.

(han/juh)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK