Jakarta, CNN Indonesia -- Proses uji tuntas calon investor Bank Mutiara yang semula bernama Bank Century, memasuki tahap akhir, Jumat (8/8). Sebanyak enam investor yang telah menelaah bank ini akan memikirkan angka layak sebagai penawaran akhir yang akan disampaikan 21 Agustus mendatang.
Ahli Kebijakan Strategis dan Penanganan Bank Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Poltak L Tobing mengatakan, enam investor dalam dan luar negeri itu sudah sampai tahap akhir
due dilligence. “Mereka akan evaluasi berapa harga akhir yang akan ditawarkan pada 21 Agustus nanti," kata Poltak kepada CNN Indonesia di Jakarta, Jumat (8/8).
Bank Mutiara yang semula Bank Century ini diselamatkan negara pada November 2008. Ongkos penyelamatannya mencapai Rp 6,7 triliun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejak 2011-2013 LPS telah berupaya mencari investor namun tak ada yang tertarik membeli bank seharga Rp 6,7 triliun dengan kondisi ekuitas yang saat itu hanya sekitar Rp 1 triliun. Namun, pada masa akhir penjualan bank sesuai undang-undang LPS yang jatuh tahun ini, Bank Mutiara bisa dijual di bawah harga penyelamatan.
Sumber CNN Indonesia menyebutkan, rata-rata penawaran hanya berkisar Rp 3 triliun. Beberapa yang mengikuti uji tuntas antara lain Bank Rakyat Indonesia (BRI), Konsorsium Artha Graha, Bank of China Hongkong, Hong Leong Bank Malaysia, J Trust Jepang, dan salah satu
private equity asal Singapura.
Calon investor tersebut sudah menyampaikan penawaran awal bulan lalu. Namun, setelah melewati uji tuntas, nilai penawaran bisa jadi berubah karena melihat berbagai risiko pada bank yang masih bersengketa terkait salah satunya kasus Antaboga.
Menurut Poltak, setelah masa penawaran akhir, LPS akan memilih investor yang menyampaikan harga terbaik, namun keputusan akan dikembalikan ke Otoritas Jasa Keuangan sebagai regulator yang berhak menilai kelayakan si calon investor.
Sebelumnya Direktur Utama BRI Sofyan Basir mengatakan harga yang ditawarkan untuk membeli Bank Mutiara lebih kecil dibandingkan penawaran calon investor asing. Namun dia berkomitmen untuk membesarkan bank ini melalui konsolidasi bank milik BRI yakni Bank BRI Agro.
"Saya tahu penawaran BRI lebih kecil dari investor asing, tapi tidak masalah," ujar Sofyan tanpa menyebutkan nilai penawarannya.
Menurut catatan, jika Bank Mutiara dilepas ke asing, ini menjadi bank pertama yang 100 persen sahamnya dimiliki asing. Padahal, regulator sedang berupaya membatasi kepemilikan asing di perbankan Indonesia. Namun untuk penjualan bank gagal yang pernah di-
bailout pemerintah akan dikecualikan dari pembatasan kepemilikan asing yang rencananya akan diatur maksimal 40 persen dalam undang-undang perbankan yang baru nanti.