Kebijakan Impor Beras 50 Ribu Ton Bisa Dipahami

CNN Indonesia
Sabtu, 09 Agu 2014 14:51 WIB
Berdasarkan data dan ramalan pemerintah, stok beras memang tak bisa memenuhi kebutuhan hingga akhir tahun
Jakarta, CNN Indonesia --

Keputusan pemerintah untuk mengimpor beras berkualitas medium maupun premium dari Vietnam sebesar 50.000 ton, menurut pengamat ekonomi pertanian dan pangan dari Megawati Institute, Dwi Andreas Santosa, bisa dipahami. “Jika alasannya karena adanya banjir dan kekeringan di medio 2014 serta demi menjaga ketersediaan stok beras nasional, keputusan impor itu sudah sewajarnya,” katanya saat dihubungi CNNIndonesia.com, Sabtu (9/8).
 

Menurut Dwi, berdasarkan pada  angka ramalan pemerintah, stok beras memang terhitung kurang hingga akhir tahun. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi padi pada tahun 2014 menurun sekitar 1,98 persen dari 72 juta ton pada 2013 menjadi 69 juta ton di 2014. Diperkirakan, pengadaan beras oleh Bulog tidak akan mencapai 3,2 juta ton seperti yang ditetapkan tahun lalu.
 

“Sebenarnya panen pertama dan panen kedua kita sudah memenuhi 60 persen pengadaan beras nasional, tetapi dikhawatirkan tidak mencukupi untuk akhir tahun,” ujar Dwi.
 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada periode Juli hingga Agustus 2014 ini, Bulog mengimpor beras sebanayak 500.000 ton, yang terdiri dari beras medium dengan tingkat pecah sebesar 25 persen sebanyak 300.000 ton, dan beras premium dengan tingkat pecah lima persen sebanyak 200.000 ton.
 

Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) mengklaim impor beras terpaksa dilakukan untuk menjaga ketersediaan stok beras nasional karena produksi padi di dalam negeri menurun. Untuk mengimpor 50 juta ton beras dari Vietnam, Bulog menyiapkan dana sekitar Rp 300 milyar dengan perhitungan harga beras Vietnam sekitar Rp 6 ribu/kg.
 

Dwi menuturkan, mendekati akhir tahun, impor beras akan terus bertambah. Menurut perhitungannya, total impor beras sepanjang tahun 2014 diperkirakan mencapai 1,5 juta ton.
 

Pada 2013 lalu, pemerintah berjanji tidak akan mengimpor beras melalui Bulog karena produksi beras pada 2013 surplus. Nyatanya, beras impor asal Vietnam ditemukan di Pasar Induk Cipinang pada awal tahun lalu.
 

Impor beras sepanjang Januari hingga Juni 2014 sudah mencapai 176.227 ton beras atau senilai US$ 76,2 juta. Impor beras meningkat selama tiga bulan terakhir, yaitu pada April sebesar 31.145 ton atau US$ 13,5 juta, Mei 34.796 ton atau US$ 13,5 juta, dan Juni 49.539 ton atau US$ 22,3 juta.

Impor beras terbesar pada tahun ini tercatat dari Thailand sebesar 90.763 ton atau US$ 42,6 juta, disusul India 61.546 ton atau US$ 22,3 juta dan 8.950 ton atau US$ 3,33 juta.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER