Jakarta, CNN Indonesia -- PT Pertamina membuat sistem monitoring untuk mengantisipasi beralihnya konsumen gas elpiji 12 kilogram ke gas elpiji subsidi 3 kilogram. Langkah pengawasan yang dikenal dengan Sistem Monitoring Penyaluran Elpiji 3 kg (SIMOL3K) tersebut sudah dilakukan sejak awal pekan ini.
"Semua agen telah mencatat pembelian gas 3 kg dari peritel sejak dua hari lalu. Soalnya kami prediksi akan ada dua persen konsumen gas elpiji 12 kg mutasi dan membeli gas subsidi 3 kg," ujar Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina, Hanung Budya di kantornya, Rabu (10/9).
Menurut dia, akan ada kartu SIMOL3K yang diterbitkan Pertamina sebagai persyaratan untuk membeli gas 3 kg. Perseroan juga sudah melakukan uji coba dalam beberapa hari terakhir. "Namun implementasinya belum jalan," ujarnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Vice President Elpiji dan Gas Product Pertamina, Gigih Wahyu menambahkan, pihaknya juga telah menempatkan sejumlah anggota di agen-agen penjual untuk mengawasi penjualan gas elpiji 3 kg. Gigih berharap, upaya ini mampu meminimalisir praktik penyelewangan terkait pembelian gas elpiji 3 kg. "Tentunya ini untuk mencegah konsumen yang tidak berhak membeli gas elpiji 3 kg. Soalnya gas elpiji 3 kg itu kan disubsidi Pemerintah," kata Gigih.
Untuk diketahui, saat ini persediaan elpiji nasional mencapai 280 ribu metric ton. Pertamina menjamin stok tersebut mampu menutupi kebutuhan selama 16 hari. "Jadi masyarakat tidak perlu
panic buying terkait stok elpiji 12 kg maupun 3 kg," kata Gigih.
Sementara, menurut pedagang eceran di sebuah perumahaan di kawasan Depok, sebut saja Andri, sejak Senin (8/9) mulai banyak ibu rumah tangga yang membeli tabung gas elpiji 3 kg atau yang kerap disebut gas melon. Mereka yang sebelumnya tidak memiliki tabung hijau itu, harus membayar Rp 165 ribu untuk biaya tabung perdana. "Hitungannya jadi jauh lebih murah pakai yang melon daripada elpiji 12 kg untuk pengisian berikutnya," katanya.
Dia mengaku, saat ini harga elpiji 3 kg hanya Rp 17.000 per tabung sedangkan elpiji 12 kg Rp 104 ribu. Dengan kenaikan Rp 18-20 ribu per tabung 12 kg, maka harga jual eceran bisa mencapai Rp 124-125 ribu. Namun hingga pagi tadi, beberapa toko eceran belum menaikkan harga jual sampai mendapatkan arahan dari agen.
Jika dibandingkan dengan tabung hijau bersubsidi, masyarakat hanya perlu mengeluarkan dana Rp 68 ribu untuk empat buah tabung gas 3 kg itu. "Tapi ada juga yang tetap pakai elpiji 12 kg karena mungkin takut kebakaran kalau pakai yang kecil," ujar dia.
Tingginya perbedaan harga antara tabung elpiji 12 kg dengan elpiji 3 kg, dikarenakan adanya subsidi pemerintah untuk tabung 3 kg, sedangkan elpiji 12 kg tidak disubsidi. Sementara, Pertamina harus menanggung kerugian akibat rendahnya harga keekonomian elpiji 12 kg yang semestinya Rp 12.100 per kg tapi hanya dijual sebesar Rp 6.100 per kg. Selain itu, BUMN ini juga harus mengatasi pelemahan nilai tukar rupiah dan kenaikan harga gas Aramco menjadi US$ 891,78 per metric ton per Juni 2014 dari alokasi awal hanya US$ 833 per metric ton.