Aksi Jual Asing di Saham Terus Berlanjut

CNN Indonesia
Rabu, 17 Sep 2014 10:25 WIB
Dana asing di saham tercatat jual bersih Rp 3,4 trilun dalam sepekan. Investor panik jelang rapat bank sentral Amerika Serikat.
Jakarta, CNN Indonesia -- Investor asing terus melakukan aksi jual saham selama lebih dari sepekan terakhir hingga mencapai Rp 3,4 triliun. Langkah itu dilakukan menyusul kekhawatiran akan dipercepatnya kenaikan suku bunga acuan bank sentra Amerika Serikat (Fed Rate) yang akan dibahas pekan ini.

Berdasarkan catatan CNN Indonesia, aksi jual asing kian marak setelah Index Harga Saham Gabungan (IHSG) menyentuh rekor tertinggi sepanjang sejarah ke posisi 5.246,48 awal pekan lalu. Saat itu, total beli asing mencapai Rp 1,6 triliun dalam sepekan sejak awal September. Namun, seiring minimnya sentimen domestik dan faktor risiko ekternal atas kenaikan Fed Rate, maka total jual asing di instrumen saham mencapai Rp 3,64 triliun hanya di sepanjang bulan ini.

Kenny Soejatman, Senior Portofolio Manager PT Manulife Aset Management Indonesia mengatakan "Investor panik karena Gubernur Bank Sentral Amerika mau pidato minggu ini, dan ada indikasi mereka akan menaikkan suku bunga," ujar Kenny, Rabu (17/9).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

IHSG terus melemah dan diperkirakan masih berlanjut hingga hari ini. Sejumlah riset bank-bank asing menyebutkan, investor menunggu Presiden terpilih Joko Widodo mengumumkan kabinetnya. Selain itu, aksi cepat Jokowi mengurangi subsidi BBM serta merealisasikan berbagai proyek infrastruktur, menjadi katalis yang bisa mendorong laju penguatan IHSG ke depan.

Citigroup dalam risetnya menyebutkan IHSG masih diperkirakan bisa menembus 5.300 pada akhir tahun ini dan 5.925 pada akhir 2015. Citibank berharap langkah Jokowi memilih menteri-menteri yang bisa mereformasi birokrasi seperti Menteri Keuangan, Menteri Kordinator Ekonomi, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), serta Menteri Perhubungan, menjadi bagian penting yang ditunggu dalam waktu dekat. Bank yang berbasis di AS itu juga berharap pengurangan subsidi BBM sebesar Rp 2.000 per liter dilakukan tahun ini. Sehingga pada 2015, pemerintahan Jokowi dapat memperoleh tambahan Rp 96 triliun dari pengurangan subsidi BBM tersebut.

UBS juga menargetkan IHSG mencapai 5.300 akhir 2014. Tiga poin penting yang bisa mendongkrak sentimen positif index antara lain, kemampuan koalisi yang mendukung Jokowi dalam menguasai suara DPR salah satunya dengan menggandeng Partai Golkar pada 2015, mengumumkan nama-nama profesional dalam jajaran kabinet, serta segera mengurangi subsidi BBM agar program kesejahteraan dan infruktur Jokowi bisa terealisasi.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER