Jakarta, CNN Indonesia -- PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) optimistis pabrik semen yang dibangunnya di Myanmar bisa memproduksi 600 ribu ton semen tahun depan. Saat ini Semen Indonesia tengah menyelesaikan pembangunan pabrik tahap pertama.
"Bulan depan mudah-mudahan tahap pertama pabrik selesai. Jadi tahun ini produksinya baru sekitar 2 ribu ton," kata Direktur Utama Semen Gresik, Dwi Soetjipto di kantor Kementerian BUMN, Senin (20/10).
Semen Indonesia telah memulai ekspansinya ke luar negeri dengan membangun pabrik di Myanmar pada April 2014. Pabrik tersebut di desain untuk mampu memproduksi sampai 1 juta ton semen per tahun. Perusahaan menanamkan investasi untuk proyek ini sekitar US$ 200 juta.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain Myanmar, Semen Indonesia juga sedang membangun sejumlah pabrik di Indonesia. Juni lalu, manajemen telah melakukan groundbreaking untuk pabrik semen di Rembang dengan kapasitas 3 juta ton per tahun dan ditargetkan dapat selesai pada 2016.
Dwi mengaku demi mewujudkan ekspansi, pihaknya menyiapkan dana sebesar Rp 6 triliun per tahun. "Ini juga untuk mengembangkan pabrik di Vietnam dan lain-lain," katanya.
Tahun ini, Semen Indonesia memiliki pabrik dengan kapasitas produksi mencapai 31,8 juta ton. Dengan adanya penambahan tersebut, tahun depan produksi perusahaan diproyeksikan mencapai 33,3 juta ton. Sementara pada 2017 kapasitas produksinya ditargetkan bisa menjadi 40,8 juta ton. "Kita harus menjadi pemain di Asia dong. Kita kan masuk dan menjadi Masyarakat Ekonomi Asean," ujar Dwi.
Sepanjang semester I 2014, Semen Indonesia berhasil membukukan pendapatan Rp 12,88 triliun naik 12,78 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Setelah dikurangi beban produksi dan operasional, perseroan masih mencatatkan laba bersih sebesar Rp 2,78 triliun atau naik 8,59 persen dibandingkan laba bersih semester I 2013 sebesar Rp 2,56 triliun.
Meskipun belum mengumumkan kinerja keuangan kuartal III 2014, namun sampai September 2014 Semen Indonesia berhasil membukukan penjualan sebanyak 19,1 juta ton naik 3,3 persen dibandingkan penjualan sampai September 2014 sebanyak 18,5 juta ton. Penjualan ke pasar domestik masih dominan sebanyak 18,92 juta ton sementara ekspor sebanyak 180.734 ton.