Jakarta, CNN Indonesia -- Membaiknya iklim berusaha di Indonesia dirasakan oleh pelaku industri makanan dan minuman seiring meredanya tensi politik paska Pemilihan Presiden 2014. Nilai investasi di industri pengolahan makanan dan minuman diprediksi tumbuh sampai 22 persen pada tahun depan.
"Kami memperkirakan investasi tahun depan mencapai Rp 55 triliun, meningkat dibandingkan proyeksi tahun ini Rp 45 triliun," ujar Adhi Lukman, Ketua Gabungan Pengusaha Industri Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI), kepada CNN Indonesia, Kamis (30/10).
Adhi melihat porsi penanaman modal asing (PMA) akan mendominasi investasi di industri makanan dan minuman pada tahun depan.Komposisinya diperkirakan 60 persen PMA dan 40 persen berasal dari perusahaan dalam negeri (penanaman modal dalam negeri/PMDN).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, ada beberapa faktor yang menjadi daya tarik investasi di Indonesia. Antara lain stabilitas politik yang membaik, momentum pertumbuhan ekonomi yang terjaga di atas 5 persen, jumlah populasi yang tinggi dan terus bertambah, serta lalu lintas barang dan jasa yang semakin bebas di era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015.
"Minggu lalu ada beberapa investor Asia Timur, Jepang, dan Korea Selatan yang datang langsung ke Indonesia untuk berkonsultasi dengan GAPMMI membahas investasi," kata Adhi.
Jumlah calon investor asing yang berminat menanamkan modalnya masih akan bertambah, karena menurut Adhi pada November nanti akan menyusul datang ke Indonesia sekitar 15 investor asal Jepang yang tertarik menanamkan modal di beragam industri pangan. "Mereka tertarik masuk ke pengolahan beras, roti, bumbu-bumbuan, jagung, dan sayuran siap saji. Jumlahnya kemungkinan bertambah menjadi 20-30 investor," katanya.
Menurut Adhi perusahaan makanan dan minuman asal Jepang dalam dua tahun terakhir memang gencar melebarkan sayap bisnisnya ke Indonesia. Terakhir, ada 10 perusahaan besar asal Jepang yang masuk ke sektor makanan dan minuman. "Perusahaan Jepang yang telah merealisasikan investasinya antara Iain Suntory, Asahi, Glico, Morinaga, Ito En, UHA, Mitsubishi, Yamazaki, dan Kanematsu," ujar Adhi.
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi penanaman modal langsung pada selama periode Januari-September 2014 mencapai Rp 342,7 triliun atau tumbuh 16,8 persen dibandingkan dengan pencapaian periode yang sama tahun lalu Rp 293,3 triliun. Investasi langsung di industri pengolahan makanan berkontribusi 11,9 persen atau sebesar Rp 40,7 triliun. Komposisinya adalah PMDN sebesar Rp 14 triliun, sedangkan PMA US$ 2,5 miliar.