EKSPANSI PERTAMINA

Tekan Impor, Pertamina-Sonangol Bangun Kilang

CNN Indonesia
Jumat, 31 Okt 2014 19:20 WIB
Kebutuhan minyak Indonesia rata-rata mencapai 1,6 juta barel per hari sementara kemampuan produksi dalam negeri hanya 800 ribu barel per hari.
Fasilitas penyimpanan BBM milik Pertamina. (Antara Photo/Joko Sulistyo)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Pertamina (Persero) menyepakati kerjasama pengembangan bisnis atau framework agreement dengan perusahaan migas asal Angola, Sonangol EP. Kerjasama tersebut akan meliputi kegiatan di subsektor hulu, hilir, dan perdagangan produk migas.

"Saya memberikan batasan satu minggu untuk mewujudkan kerja sama. Bukan hanya Memorandum of Understanding, terus tidak jadi. Harus jadi sesuatu yang berguna bagi negara kita," ujar Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jumat (31/10).

Menurutnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Pertamina telah menghitung potensi efisiensi yang akan didapatkan dengan kerja sama ini. "Karena kita minta langsung mengambil dari sumber produksi Pertamina dan produsennya adalah perusahaan nasional Angola," kata Joko Widodo.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menteri ESDM Sudirman Said menjelaskan kedua Badan Usaha Milik Negara tersebut masih harus mematangkan rencana kerja sama sekaligus menghitung potensi efisiensi riil yang akan didapat. "Hitungan kita bisa menghemat US$ 2,5 juta sehari, kurang lebih Rp 15 triliun setahun," jelasnya.

Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan Angola dulu negara yang bergolak dan sekarang menjadi yang terkaya di Afrika karena sumber daya migas dan mineral. Sonangol tertarik melebarkan sayap usahanya di Indonesia berupa pembangunan kilang minyak.

"Yang kita ingin ingin supply jangka panjang, tidak jangka pendek. Ini kan kebutuhan setiap hari," jelas Kalla.

Menurutnya, kebutuhan minyak Indonesia rata-rata per hari mencapai 1,6 juta barel. Sementara, kemampuan memproduksi dalam negeri hanya 800 ribu barel sehingga separuhnya harus mengimpor. "Jadi kita harus mempunyai supply yang cukup dari beberapa negara. Kita tidak ingin hanya dari satu negara karena nanti kalau ada masalah di negeri itu bahaya. Salah satu negeri itu ya Angola," ujarnya.

Plt. Direktur Utama Pertamina Muhamad Husen menuturkan dalam framework agreement, kedua perusahaan akan bekerjasama membangun kilang petroleum dan petrokimia serta kegiatan di bidang ekspor dan impor produk kilang berupa minyak mentah dan gas bumi. Kesepakatan tersebut berangkat dari hasil kerjasama bilateral antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Angola yang selanjutnya akan menjadi landasan bagi kedua perusahaan untuk membentuk perusahaan patungan.

"Kami berharap kerjasama ini bisa menjadi salah satu milestone Pertamina untuk terus mendukung ketahanan energi nasional. Pertamina akan bersama-sama menggali berbagai potensi proyek, baik proyek hulu minyak dan gas bumi di Angola, Indonesia maupun di negara lain dengan Sonangol," katanya.

Dalam waktu tujuh hari ke depan, Pertamina dan Sonangol EP akan membentuk tim yang akan membahas pembentukan perusahaan patungan demi merealisasikannya. "Nantinya perusahaan patungan akan melakukan berbagai persiapan detil proyek yang disepakati oleh Pertamina dan Sonangol," tambah Husen.

Faktor yang melatarbelakangi rencana pembangunan kilang antara lain pertumbuhan konsumsi BBM di Indonesia yang sekitar 8 persen per tahun. Selain itu, kerjasama tersebut bertujuan untuk meningkatkan produksi minyak mentah Indonesia yang tengah menurun serta menambah kapasitas kilang Pertamina.

"Pertamina optimis bahwa dalam kurun waktu 5-6 tahun ke depan Indonesia akan bisa swasembada energi. Untuk itu Pertamina siap menjadi tulang punggung dalam mencapai upaya tersebut," terang Husen.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER