Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said menyatakan rencana pemerintah yang akan menaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi merupakan langkah yang tepat untuk memenuhi kebutuhan anggaran sektor lain. Untuk itu Sudirman mengaku PT Pertamina (Persero) mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan sebelum pemerintah mengumumkan kenaikan harga tersebut.
"Jumlah subsidi BBM dalam lima tahun terakhir mencapai Rp 1.300 triliun. Padahal sektor pendidikan dan kesehatan saja cuma dapat anggaran Rp 600 triliun. Kalau subsidi dialihkan ke sektor itu tentunya akan lebih baik," ujar Sudirman, di kantor SKK Migas, Jumat (31/10).
Meski memastikan harga BBM akan naik, dia menolak membeberkan skenario kenaikan harga BBM bersubsidi yang diusulkan Kementeriannya kepada Presiden Joko Widodo. "Tetapi saya pastikan, Kementerian ESDM dan Pertamina selaku distributor BBM bersubsidi siap merealisasikan kenaikan harga BBM seperti yang direncakan Presiden. Kemarin Pertamina sudah laporan kalau persedian BBM masih aman. Tapi keputusan menaikkan harga BBM itu urusan Kementerian Keuangan," tegasnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Hanung Budya memperkirakan total realisasi BBM bersubsidi sampai akhir tahun bisa mencapai 47,9 juta kiloliter (KL). Artinya, realisasi pemakaian BBM bersubsidi akan meleset 1,9 juta KL lebih tinggi dari kuota yang ditetapkan dalam APBN Perubahan 2014, yaitu 46 juta KL.
Pada prognosa di awal bulan Oktober lalu, Pertamina memprediksi kuota BBM tahun ini akan jebol sebanyak 1,6 juta KL. Dengan prediksi barunya tersebut, konsumsi BBM bersubsidi meningkat sebesar 300 ribu KL.
"Rinciannya, solar 1,06 juta KL, sedangkan bensin 800 ribu KL," ujar Hanung.