Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) memiliki perhatian yang besar akan kondisi industri perikanan nasional yang dinilainya memprihatinkan. Jokowi menyebut lautan Indonesia yang sangat luas ternyata tidak mampu memberikan kesejahteraan bagi nelayan akibat perampokan ikan yang selama ini dilakukan kapal negara lain.
"Dua per tiga wilayah Indonesia itu lautan. Seharusnya bisa menjadi kekuatan kita karena potensinya sangat besar. Tetapi siapa yang menikmati? Justru kapal-kapal asing yang mengambil ikan di laut kita," ujar Jokowi saat memberikan kata sambutan di sebuah acara seminar yang diikuti para CEO perusahaan besar di Indonesia, Jumat (7/11).
Jokowi mengatakan data dari Kementerian Kelautan menyebutkan setidaknya ada 5.400 kapal yang mengambil ikan di lautan Indonesia. Sebanyak 90 persen diantaranya atau 4.860 unit diantaranya merupakan kapal berbendera asing yang menangkap ikan secara ilegal, sementara nelayan atau perusahaan perikanan Indonesia hanya mengoperasikan 10 persen sisanya atau 540 unit saja.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
'Pasar Malam'"Kalau bapak-ibu pernah datang ke Maluku kemudian malam-malam naik kapal sampai tengah laut perairan Maluku, disana itu sudah seperti pasar malam. Akibat begitu banyaknya kapal asing yang ambil ikan kita," keluh Jokowi.
Menurut Jokowi, begitu banyaknya kapal negara asing yang melakukan illegal fishing membuat Indonesia harus bersiap melewatkan booming komoditas seperti yang sudah dialami di masa lalu.
"Ini kesempatan kita, jangan sampai kesempatan ini lepas lagi. Dulu kita pernah dapat booming minyak tahun 1970-1980an, ada booming kayu juga tahun 1970an. Tetapi karena kita tidak bisa mengolah, nilai tambahnya jadi hilang. Sekarang kita punya kesempatan di mineral dan batubara serta produk laut. Jangan sampai ini hilang lagi," kata Jokowi.