Jakarta, CNN Indonesia -- PT Intan Baruprana Finance (IBF) membuat kerjasama pembiayaan senilai US$ 10 juta dengan The Islamic Corporation for the Development of the Private Sector (ICD) dengan tenor empat tahun. Kerjasama ini untuk memperkuat kemampuan IBF dalam mencairkan kredit bagi pelaku industri di Indonesia.
Jap Hartono, Direktur Utama IBF mengatakan kerjasama pembiayaan tersebut bersifat
murabahah, sehingga alokasi kreditnya nanti benar-benar diberikan untuk pengembangan sektor infrastruktur, konstruksi, transportasi, pertambangan, pertanian dan perkebunan, kendaraan komersial, dan pelayaran minyak dan gas bumi.
"Kami harap kerjasama ini bisa sesuai dengan misi IBF yaitu menciptakan lapangan kerja baru dan jiwa kewirausahaan. Kami optimistis IBF akan masuk kategori
tier 1 perusahaan
leasing di Indonesia karena performa yang semakin membaik tiap tahunnya," kata Jap di Jakarta, Senin (10/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kerjasama dengan ICD merupakan kerjasama perseroan dengan kreditur asing setelah pada 2013 lalu IBF juga membuat kerjasama dengan Philip Capital dari Singapura yang kemarin mengakuisisi 9,71 persen saham IBF.
Pada Kamis (5/11) lalu IBF mengumumkan rencananya untuk melakukan penawaran umum saham perdana (
initial public offering/IPO) sebanyak-banyaknya 1,67 miliar saham dengan nilai Rp 311-Rp 383 per saham. Jumlah saham tersebut setara dengan 40 persen modal ditempatkan dan disetor dimana IBF meminta BNI Securities selaku penjamin emisi.
Dari pelaksanaan IPO tersebut, IBF berpotensi memperoleh dana Rp 519,37 miliar-Rp 639,61 miliar. Rencananya perseroan akan menggunakan separuh dari dana tersebut untuk modal kerja dan separuhnya untuk membayar utang usaha. Masa penawaran umum saham IBF akan berlangsung 26-28 November 2014 dan penjatahan dijadwalkan 2 Desember 2014. Anak usaha PT Intraco Penta Tbk tersebut akan menjadi emiten ke-20 yang melantai di Bursa Efek Indonesia tahun ini.