SURAT BERHARGA NEGARA

3 Obligasi Valas Siap Terbit Kuartal I 2015

CNN Indonesia
Selasa, 11 Nov 2014 09:34 WIB
Pemerintah berencana menerbitkan tiga varian obligasi valas pada kuartal I 2015 dengan target pembiayaan sekitar Rp 80 triliun.
Kementerian Keuangan merencanakan penerbitan tiga varian obligasi valas pada kuartal I 2015 dengan target pembiayaan sekitar Rp 80 triliun. (CNN Indonesia/Agust Supriadi)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah menargetkan pembiayaan dari pasar valuta asing sekitar Rp 80 triliun atau 20 persen dari total target penerbitan obligasi negara pada tahun depan. Strategi yang dipersiapkan adalah melelang obligasi berdenominasi dolar Amerika Serikat, yen Jepang, dan euro di kuartal I 2015.

"Kemungkinan kita akan menerbitkan (obligasi) yang global-global di awal tahun sebagai antisipasi dari normalisasi kebijakan The Fed," ujar Scenaider Siahaan, Direktur Strategi dan Portofolio Utang Kementerian Keuangan kepada CNN Indonesia, Selasa (11/11).

Menurut Scenaider, biasanya kondisi pasar keuangan relatif lebih tenang pada awal tahun sehingga menjadi momentum yang paling tepat untuk mencari pembiayaan. Varian obligasi valas yang diutamakan terbit lebih dahulu adalah yang berdenominasi dolar Amerika Serikat atau global bond.
Syukur-syukur ketiganya bisa terbit kuartal I 2015.Scenaider Siahaan

"Kalau pasar tidak memungkinkan, bisa kita masukkan obligasi yen (samurai bond) atau euro bond. Syukur-syukur ketiganya bisa masuk (terbit) kuartal I," katanya.
 
Scenaider mengungkapkan Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU) telah menyiapkan formula dan strategi untuk memaksimalkan pembiayaan pemerintah pada tahun depan. Khusus untuk obligasi valas ditargetkan 20 persen dari target kotor surat berharga negara (SBN) Rp 430 triliun.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ya kira-kira sekitar Rp 80 triliun, tapi dengan kurs yang melemah ke Rp 12.000-an, mungkin nominal yang diserap bisa lebih kecil," jelasnya.

Pengaruh BBM


Scenaider menambahkan semua perencanaan pembiayaan pemerintah bisa saja berubah jika harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jadi naik. Kebijakan pemangkasan subsidi tersebut secara otomatis akan mengurangi target pembiayaan pada tahun depan, terutama yang berasal dari pasar obligasi.

'Kalau BBM naik akan ada perubahan, pembiayaan bisa berkurang. Tapi kita lihat saja arah bolanya ke mana," kata Scenaider menutup.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER