Jakarta, CNN Indonesia -- Perusahaan swasta asal Malaysia, Biidznillah Tambang Nusantara Power Sdn. Bhd (BTNP) berencana mengucurkan investasi senilai US$ 11 miliar atau sekitar Rp 120 triliun di sektor energi Indonesia.
Selain untuk membiayai proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Bantaeng dan Dumai yang diprediksi menelan dana sekitar US$ 1,7 miliar, BTNP juga berencana membangun satu unit kilang
petrochemical di wilayah Situbondo, Jawa Timur.
"Kalau (kilang)
petrochemical investasinya mencapai US$ 10 miliar. Dananya akan berasal dari internal dan pinjaman bank," ujar Group Managing Director BTNP, Naziruddin Mohamed kepada CNN Indonesia, Senin (17/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ini, Naziruddin bilang, pihaknya tengah merampungkan pembebasan lahan di wilayah Situbondo untuk merealisasikan pembangunan kilang sebesar 300.000 barel per hari (Bph) tersebut. Ini mengingat proyek yang sudah digagas sejak 2013 lalu itu masih terkendala perizinan dan pembebasan lahan. Ia pun menargetkan penyelesaian dua masalah tadi bisa selesai akhir tahun ini.
"Kalau pasokan minyaknya sudah aman karena kami sudah mendapatkan kepastian dari beberapa perusahaan minyak Arab Saudi," kata Naziruddin.
Selain kilang
petrochemical, BTNP juga berencana membangun kilang minyak mentah di kawasan Batam, Kepulauan Riau. Untuk merealisasikan rencana itu perseroan akan menggandeng Petrochina Energy South Emergy Holding Limited, selaku mitra kerja. Pada proyek ini kedua perusahaan akan menggelontorkan dana sebesar US$ 4 miliar dengan membangun kilang berkapasitas 300 ribu Bph.
"Tapi pada proyek kilang Batan 100 persen dana berasal dari Petrochina. Kami hanya sebagai operator tapi tetap punya saham minoritas," tutur Direktur BTNP, Harijono Ryo.