HARGA BBM

Rp 8.600, Harga Ideal Premium Versi Pertamina

CNN Indonesia
Senin, 17 Nov 2014 15:51 WIB
Di saat Pemerintah Indonesia bersiap menaikkan harga premium dan solar, Pemerintah Negeri Jiran Malaysia justru akan menurunkan harga jual BBM bersubsidi.
Pengendara sepeda motor melintas di SPBU milik Pertamina. (REUTERS/Darren Whiteside)
Jakarta, CNN Indonesia -- Turunnya harga minyak dunia yang cukup dalam menjadi US$ 80 per barel, membuat harga keekonomian atau harga tanpa subsidi premium berada di bawah Rp 10 ribu per liter. Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Ali Mundakir menghitung dengan harga minyak dunia US$ 80 per barel maka harga keekonomian premium yang dijual di Indonesia seharusnya Rp 8.600 per liter.

"Kalau minyak mentahnya US$ 100 per barel, premiumnya jadi Rp 10 ribu. Tapi harga produk (premium) selalu lebih mahal dari harga minyak mentah," ujar Ali saat ditemui di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (17/11).

Menurut Ali jika pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi sebesar Rp 2.000 per liter sehingga harga jualnya menjadi Rp 8.500 per liter, maka harga tersebut sudah mendekati harga keekonomin. Dengan kata lain pemerintah sudah hampir menghapus subsidi BBM.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun Ali mengingatkan, pemerintah jangan terlalu terkesima dengan tren penurunan harga minyak dunia tersebut. Sebab harga minyak dunia sama halnya dengan kurs yang sering mengalami perubahan harga. "Tapi kan harga minyak gak ada yang bisa prediksi secara tepat karena kejadian ini sifatnya anomali," ujar Ali.

Malaysia Turunkan Harga BBM

Jika Pemerintah Indonesia bersiap menaikkan harga BBM bersubsidi, Pemerintah Malaysia justru tengah berencana menurunkan harga BBM RON 95 jika harga minyak mentah dunia turun hingga menyentuh US$ 70-US$ 75 per barel.

Datuk Ahmad Maslan, Wakil Menteri Keuangan Malaysia menjelaskan penurunan harga BBM RON 95 memungkinkan sebab jika harga minyak mentah kembali turun maka angka tersebut sudah lebih rendah dari subsidi yang harus dikeluarkan pemerintah.

"Jika harga minyak pada level US$ 70-US$ 75 per barel, maka subsidi 2,30 ringgit per liter sudah terlewati," ujar Maslan seperti dikutip dari kantor berita Antara.

Maslan berharap, jika Pemerintah Malaysia menurunkan harga BBM maka pedagang juga diharapkan bisa menurunkan harga barang dagangannya yang sudah terlanjur dinaikkan.

Pada 2 Oktober 2014, Pemerintah Malaysia telah lebih dulu menaikkan harga BBM RON 95 dan minyak diesel sebesar 20 sen menjadi 2,30 ringgit (sekitar Rp8.500) untuk BBM RON 95 dan 2,20 ringgit (Rp 8.100) per liter untuk minyak diesel.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER