Jakarta, CNN Indonesia -- BTN Power menandatangani proyek kerjasama senilai US$ 4 miliar dengan Petro China South Energy Holdings (PCSE), China Machinery Engineering Corp (CMEC), Fast Investment, dan PT Kuala Baru Perkasa. Mereka akan membangun
refinery minyak di kawasan Batam, Kepulauan Riau.
Pembangunan ini dilaksanakan dengan 100 persen suntikan dana dari Petro China. "Ke depannya, proyek ini diharapkan dapat menghasilkan keluaran sebesar 300 ribu barel per hari dengan diversifikasi hasil olahan berupa
kerosene, solar, dan premium, dan akan disalurkan hanya kepada kedua negara, yaitu Tiongkok dan Indonesia," kata Direktur Project Marketing BTN Power Harijono.
Harijono menambahkan bahwa nantinya pembagian hasil keluaran
refinery ini akan diekspor ke Tiongkok sebesar 70 persen dan keperluan Indonesia sebesar 30 persen. Asupan minyak olahan dari
refinery untuk pasar domestik akan mengalir ke Pertamina.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, Harijono menambahkan,
refinery ini diproyeksikan dapat dibangun pada pertengahan tahun 2015. Dimulai dengan pertemuan dengan pemerintah pada awal tahun depan demi membahas perijinan dan melengkapi dokumen-dokumen yang diperlukan serta meminta dukungan pemerintah.
BTN Power sendiri telah menyiapkan lahan seluas 175 hektare demi pembangunan proyek ini.
Harijono mengatakan proyek
refinery ini tak akan segera beroperasi dalam jangka waktu dekat. Pembangunan
refinery membutuhkan waktu yang lama dan persiapan yang matang.
"Pembangunan
refinery minimal membutuhkan waktu enam tahun sebelum beroperasi, bahkan bisa dua puluh tahun. Petro China serius menggarap ini dan kita mohon dukungannya," kata Harijono.